Prabowo Pede Bisa Lanjutkan Jokowi
Prabowo Subianto percaya diri (pede) akan bisa melanjutkan mimpi Presiden Jokowi setelah terpilih menjadi presiden 2024-2029.
Ia menyebut Presiden Jokowi punya filosofi ekonomi yang sudah terbukti manjur. Prabowo mengatakan selama dua periode pemerintahan Jokowi, sang Kepala Negara itu memikirkan bagaimana memajukan perdagangan hingga meningkatkan pendapatan.
Prabowo menyanjung perekonomian di era Jokowi yang terus berkembang, juga tercermin dalam sejumlah indikator makroekonomi Indonesia. Ia menyebut hasil dari kekayaan negara tersebut digunakan untuk membantu mereka warga Indonesia yang miskin.
"Saya optimistis (melanjutkan prestasi ekonomi Jokowi), bukan hanya karena sudah bicara dengan para pakar ekonomi, tapi saya juga berbicara dengan pelaku ekonomi di semua level. Mulai dari taipan, kelas menengah, perusahaan, hingga pedagang di desa," kata Prabowo dalam Mandiri Investment Forum 2024 di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (5/3).
"Omong-omong, dulu saya adalah ketua dari Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) untuk beberapa tahun, dan sampai saat ini masih menjadi dewan penasehat dari asosiasi tersebut. Ini mewakili kurang lebih 16 ribu pasar tradisional," imbuhnya.
Berbekal obrolan dengan taipan hingga pedagang pasar tradisional tersebut, Prabowo menegaskan bakal melanjutkan kebijakan Presiden Jokowi. Selain itu, ia mengklaim akan memberikan beberapa tambahan program demi meningkatkan perekonomian Indonesia.
Salah satu yang disorot Prabowo adalah tax ratio Indonesia yang sekitar 10 persen, di mana diklaim seharusnya bisa ditingkatkan. Prabowo menegaskan ini akan digenjot jika dirinya terpilih menjadi presiden 2024-2029.
"Bukan berarti kita perlu menaikkan pajak, tapi dalam hal ini kita perlu memperluas basis perpajakan atau jumlah wajib pajak. Dan saya pikir ini bisa dilakukan," tegas Prabowo.
"Dari angka 10 persen (tax ratio) kalau bisa kita tingkatkan ke 16 persen seperti di Thailand, maka kenaikan 6 persen dari US$1.500 miliar produk domestik bruto (PDB), ini akan menjadi angka yang signifikan. Ini mencapai US$90 miliar," tutupnya.