Bak mendapat durian runtuh, Rita tak menyangka produk Kerupuk Rajungan Mama Muda miliknya bisa naik kelas. Bahkan berkat kegigihan mengelola produk rumahannya itu, Rita bisa bertemu dan mendapat pujian langsung dari Presiden Joko Widodo dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta pada Kamis (7/3).
Jokowi mengatakan, saat ini sudah banyak perbaikan produk UMKM hingga ke cara pengemasan produknya kemasan. Salah satunya produk Kerupuk Rajungan Mama Muda milik Rita.
Menurut Jokowi, dulu keripik semacamnya hanya dikemas dengan plastik biasa dan dijual di pasar maupun pedagang kaki lima. Namun kemasannya sudah bagus dan masuk ke toko-toko ritel modern.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun belum semuanya, packagingnya seperti ini, tetapi kemasan seperti ini sudah 46% (produk UMKM) seperti ini," katanya.
Kerupuk Rajungan Mama Muda milik Rita ini sendiri berawal dari dapur sederhana di rumahnya. Perjalanan Rita membangun dan mengelola produk usahanya ini juga panjang dan berliku.
Semua berawal dari pandemi Covid-19 pada 2020 silam yang membawa dampak buruk bagi masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, yaitu di Dusun Kuri Caddi, Desa Nisombalia, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Namun ternyata pandemi juga membuka peluang usaha baru secara tak terduga.
"Di kampung saya rata-rata semuanya nelayan, dan saat pandemi tidak ada yang beli hasil tangkapan rajungan kita," ujarnya.
Rita bercerita, di tengah kesulitan itu, datang tim Blue Forest Makassar dan memberi ide baru pada kaum ibu-ibu di Kuri Caddi agar bisa mengembangkan usahanya. "Karena mayoritas hasil tangkapan nelayan di sini rajungan, jadi muncul ide membuat kerupuk rajungan," ungkapnya.
Rita dan ibu-ibu sekitar menerima dengan baik ide tersebut karena mereka sendiri tidak memiliki kegiatan lain. Dari pendampingan dan pelatihan yang didapatkan, akhirnya Rita berhasil memproduksi kerupuk rajungannya sendiri.
Selain kerupuk rajungan, Rita dan timnya juga memproduksi sambal ikan bete-bete, oseng-oseng ebi, sambal kerang, dan teh herbal. Proses produksinya dikerjakan secara berkelompok dengan 2 orang rekan lainnya di rumah.
Sementara itu, pemasaran produk kerupuk rajungan ini juga sudah mencapai daerah lain seperti Bogor, Kalimantan, Bone, hingga Jakarta. Meskipun jumlahnya masih sedikit, tapi Rita bersyukur produknya disukai oleh masyarakat.
Naik Kelas
Rita mengaku, di masa awal mengelola usahanya, ia mendapatkan bantuan permodalan dari program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) dari Permodalan Nasional Madani (PNM), dimana dia sudah menjadi nasabah sejak 2016. Pinjaman yang didapatkan bertahap, mulai dari Rp2 juta hingga Rp8 juta yang menurutnya sangat membantu dalam mengembangkan usaha.
"Pinjaman ini sangat membantu mengembangkan produk dan juga kemasan. Karena kemasan produk juga membutuhkan biaya yang banyak," ungkapnya.
Atas kerja keras dan kegigihannya, usaha Rita terus berkembang dan menjadi pelaku UMKM yang naik kelas. Rita akhirnya kemudian menjadi nasabah BRI dan mendapatkan pendanaan KUR yang sangat membantunya dalam mengembangkan produk-produk rumahannya.
"Pinjaman BRI sekarang saya dapat Rp35 juta, jadi sangat membantu sekali. Selain untuk mengembangkan usaha saya, juga membantu usaha suami saya yang seorang nelayan," imbuhnya.
Tak lupa, ia juga berterima kasih kepada PNM Mekaar dan BRI yang sudah memberikan modal usaha yang sangat membantunya mengembangkan usaha demi meningkatkan ekonomi keluarga.
"Saya sangat berterima kasih kepada PNM Mekaar dan terutama BRI karena sudah membantu para pelaku UMKM kecil seperti saya memberi pinjaman dengan bunga rendah, sehingga tidak memberatkan kami," lanjut Rita.
Ke depannya, Rita berharap bahwa produknya bisa lebih dikenal masyarakat luas. Ia pun berharap pemerintah dan lembaga terkait lainnya bisa lebih memperhatikan UMKM kecil seperti yang ia kelola, agar bisa semakin maju dan berkembang meskipun berada di lokasi yang terpencil.
Mama Muda merupakan salah satu contoh pelaku UMKM yang berhasil naik kelas berkat keberadaan Holding Ultra Mikro. Direktur Utama BRI Sunarso pun mengungkapkan bahwa Holding Ultra Mikro yang dibentuk pada September 2021 telah berhasil menangani 44 juta nasabah kredit UMKM.
"Bahwa untuk pemberdayaan itu ternyata tidak cukup dikasih kredit. Yang paling penting itu dua hal ternyata, dikasih kredit dan didampingi, dan yang kedua mereka juga harus diajari menabung. Alhamdulillah di Holding UMi kita sudah punya rekening tabungan 173 juta rekening tabungan," tambah Sunarso.
(ory)