KCI-Jepang Teken Kerja Sama Pengadaan Suku Cadang KRL Senilai Rp734 M
PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menandatangani perjanjian kerja sama pengadaan suku cadang KRL dengan JR East Rail Car Technology & Maintenance (JRTM) Jepang.
Direktur Utama Asdo Artriviyanto mengatakan nilai investasi kerja sama ini mencapai Rp734 miliar dengan jangka waktu waktu multi years atau Long Term Purchase Agreement (LTPA). Periode kerja sama berkisar antara 2024-2027.
Kerja sama ini, katanya, untuk mendukung kelancaran operasional perkeretaapian di masa mendatang khususnya di wilayah Jabodetabek.
"Dengan total investasi nilai kerja sama LTPA ini untuk memastikan ketersediaan suku cadang dan perawatan sarana KRL berjalan dengan baik untuk kebutuhan operasional pelayanan KAI Commuter selama tiga tahun ke depan," ujar Asdo dalam keterangan resmi, Rabu (13/).
Selain penandatanganan kontrak kerja sama LTPA terkait pengadaan suku cadang KRL, KCI dan JRTM Jepang juga melakukan penandatanganan MoU meliputi perpanjangan umur teknis untuk seri JR 205 dengan program peremajaan; mempromosikan dan bekerja sama dalam perawatan dan pengelolaan penyediaan jasa suku cadang; dan pelatihan serta transfer pengetahuan untuk mendukung dan mempersiapkan implementasi peremajaan sarana.
Kemudian pertukaran tenaga ahli; penyediaan suku cadang dan manajemen persediaan; dan bidang lainya yang terkait.
"Pada lima tahun terakhir PT KCI terus menjalin kerja sama dengan pihak Jepang dalam pengadaan suku cadang, peningkatan kompetensi pegawai dan hal-hal lain guna mendukung KRL di Indonesia dapat beroperasi dengan baik." ujar Asdo.
Sebelum agenda penandatanganan, KAI Commuter juga melakukan kunjungan ke Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang untuk menjalin hubungan baik dan kerja sama dalam pengembangan layanan KCI ke depannya. VP Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan pihaknya membuka kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pelayanan.
Apalagi saat ini KCI melayani rata-rata 1 juta pengguna per hari.
"Transportasi publik seperti KRL harus terus berkembang agar target 2 juta lebih pengguna per hari tercapai. KAI Commuter juga harus siap mengembangkan layanan di luar Jabodetabek dan mendorong pemerintah untuk melakukan elektrifikasi di berbagai wilayah Indonesia," katanya.