DPR Sarankan Mensos Risma Teriak Jika Disalahkan Semrawut Bansos
DPR RI menyarankan Menteri Sosial Tri Rismaharini berteriak jika disalahkan atau diminta tanggung jawab dari semrawutnya bantuan sosial (bansos).
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang mengatakan tugas seorang mensos sangatlah berat. Apalagi, sekarang banyak bansos yang bergulir entah siapa penyelenggaranya dan diberikan ke masyarakat mana.
"Ada kesemrawutan. Macam-macam bansos, macam-macam yang menyalurkan siapa, bebannya terhadap bansos (dari program Kemensos)," kata Marwan dalam rapat kerja dengan Mensos Risma di DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (19/3).
"Ini menyakitkan Bu (Risma). Kita harap sebenarnya ini ibu berteriak tentang ini (semrawut bansos). Kalau bukan ibu yang menyalurkan, bukan lewat data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), kok salah Kemensos?" sambung politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Marwan khawatir pada ujungnya ketika Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengecek dan mengeluarkan rekomendasi, yang akhirnya disalahkan adalah Kemensos. Ia bertanya-tanya di balik banjir bansos yang dikucurkan.
Menurutnya, label bantuan sosial itu akan mengarah kepada Kementerian Sosial pimpinan Risma. Padahal, Marwan menganggap bansos itu bisa saja datang bukan dari perintah menteri PDI Perjuangan tersebut.
"Ini kan gak adil, orang yang menyalurkan, tapi karena ini bansos, evaluasi BPK salahnya Bu Risma memerintahkan. Ini gak adil, padahal yang disalurkan ini kita gak tahu siapa yang menyalurkan kepada siapa, kok penilaiannya kepada kemensos?" tandasnya.
Mensos Risma membalas bahwa dia harus gerak cepat untuk menyalurkan bansos kepada warga miskin yang membutuhkan. Namun, ini menegaskan apa yang dilakukannya di Kemensos berlandaskan DTKS.
Ia mencontohkan program perlindungan sosial (perlinsos) di Kemensos mencapai Rp497 triliun, di mana anggaran di 2024 ini menyentuh Rp78 triliun.
"Sisanya (bansos lain) ya saya gak ngurusi. Saya ngurusi ini saja mumet, komplain sini sana. Yang jelas kami gak berikan (bansos) di luar DTKS dan di luar program kami. Dari mana kami dapat uang?" tegas Risma.
(skt/pta)