ANALISIS

Mengapa Indonesia Susah Sekali Lepas dari Jerat Impor Bawang Putih?

Mochammad Ryan Hidayatullah | CNN Indonesia
Kamis, 28 Mar 2024 07:05 WIB
Pengamat pertanian menyebut Indonesia susah lepas dari jerat impor bawang putih karena kebijakan pemerintah yang salah.
Pengamat menyebut defisit produksi bawang putih di dalam negeri dimanfaatkan sejumlah oknum untuk mengeruk uang haram dari manisnya impor komoditas itu. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono).

Sementara itu, Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita menilai masalah bawang putih bukanlah hal baru.

Bahkan di 2019 lalu, ada anggota DPR yang tersandung kasus kuota impor bawang putih ini. Pasalnya, ada oknum-oknum yang memang menikmati situasi minimnya kapasitas produksi bawang putih nasional.

Secara kasat mata, katanya, bisnis bawang putih terlihat remeh. Padahal, bumbu dapur yang banyak terserak di los-los becek pasar tradisional tersebut merupakan bisnis yang sangat gurih jika dilihat secara detail.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data yang Ronny kantongi, kebutuhan nasional bawang putih mencapai lebih dari 30 ribu ton per bulan. Dari jumlah itu, hanya 5 persen yang bisa dipenuhi petani lokal. Sisanya, 95 persen bawang putih harus diimpor setiap tahun.

"Jadi kondisi fundamental bawang putih yang memang sudah seperti itu atau boleh jadi memang sengaja dibiarkan seperti itu. Secara teoritik, mau tak mau memenuhi prasyarat untuk lahirnya kebijakan kuota impor," ucap Ronny.

Selama ini, untuk bawang putih, kuota impor diberikan kepada sejumlah perusahaan yang disaring oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag), berdasarkan RIPH dari Kementerian Pertanian (Kementan).

Namun pada 2019 lalu, model seperti ini melahirkan kasus korupsi yang membawa Nyoman Dhamantra, mantan anggota DPR RI dari PDIP ke ruang tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pun Ombudsman baru-baru ini juga mengatakan bahwa terdapat pungutan liar di dalam penerbitan RIPH bawang putih.

Oleh karena itu, Ronny berpendapat nasib komoditas kawang putih memang sangat naas.

"Sudah defisit produksi yang mengharuskan impor dari luar negeri, namun kondisi tersebut malah dimanfaatkan oleh oknum-oknum untuk menghasilkan uang haram," imbuhnya.

Soal lahan, Ronny menyebut tak ada riset yang mengatakan bahwa tanah di Indonesia tak cocok untuk bawang putih. Ia mencontohkan untuk bawang merah saja, lahan RI sangat cocok. Tentu untuk bawang putih juga tak jauh berbeda.

"Jadi hemat saya, selain minimnya intikad dan political will dari para pihak di dalam pemerintahan untuk mendorong swasembada bawang putih, berkemungkinan juga ada pihak-pihak yang membuat situasi menjadi seperti ini atas alasan kepentingan kuota impor, yang jumlah cuannya tidaklah sedikit," jelas Ronny.



(agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER