TAIPAN

Mohammed Ali Rashed Alabbar, Anak Kapten Dhow Pemilik Burj Khalifa

Agus Triyono | CNN Indonesia
Minggu, 02 Jun 2024 08:10 WIB
Mohammed Ali Rashed Alabbar menjelma dari seorang anak kapten Dhow, kapal dagang tradisional kecil di Dubai menjadi raja properti pemilik Burj Khalifa.
Mohammed Ali Rashed Alabbar menjalankan bisnisnya bukan semata demi uang tapi untuk mencapai kesenangan dan kepuasan diri. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).

Kesuksesan dalam membangun Burj Khalifa membuat Emaar Properties semakin berkibar. Emaar menjadi salah satu perusahaan properti terkemuka di dunia.

Tak hanya di Dubai, perusahaan juga mengerjakan sejumlah proyek di 12 negara yang mencakup Yordania, Mesir, Lebanon, Maroko, Turki, India, dan hingga Amerika Serikat.

Tak hanya itu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Alabbar berhasil menjadi warga non-Saudi yang ditunjuk oleh Raja Abdullah untuk mengawasi dan mengembangkan salah satu proyek Kerajaan yang paling ambisius, King Abdullah Economic City yang bernilai US$26 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkat kinerja itu, pendapatan Emaar Properties kian bersinar. Mengutip milestonemagazine.com, pendapatan tahunan Emaar Properties sudah tembus US$5,85 miliar.

Namun, kesuksesan itu tak membuat Alabbar lantas berpuas diri. Ia melebarkan sayap bisnisnya tak hanya di sektor properti, tapi juga perhotelan, layanan kesehatan, pendidikan, ritel, dan rekreasi.

Alabbar bermitra dengan pemegang merek Giorgio Armani untuk membuka Hotel Armani di Dubai dan Milan. Ia juga telah meluncurkan tiga merek hotel lokal, termasuk Address Hotels + Resorts.

A general view shows Burj Khalifa, the tallest building in the world, in Dubai, United Arab Emirates, December 31, 2020. REUTERS/Ahmed JadallahBurj Khalifa di waktu malam. (REUTERS/AHMED JADALLAH).

Tak hanya itu, pada 2016, ia ikut merambah industri ecommerce dengan mendirikan platform ecommerce Noon di UEA dan Arab Saudi.

Pada tahun yang sama, Alabbar juga merambah bisnis kuliner. Ia memimpin konsorsium membeli perusahaan makanan cepat saji Americana Group melalui Adeptio AD Investments SPC.

Dengan 1.200 gerai di 13 negara di Timur Tengah dan Afrika, termasuk KFC, Pizza Hut, dan Costa Coffee, ia berhasil menghasilkan hampir US$1 miliar dari aksi itu. Namun keberhasilan dalam berbisnis itu toh tak membuat Alabbar lupa diri.

Meski banyak uang, ia tak mau mengungkapkannya. Menurutnya, uang bukan ukurannya dalam menjalankan bisnis.

"Bagi saya, ini bukan soal uang. Saya melakukannya hanya untuk bersenang-senang," kata Alabbar seperti dikutip dari Bloomberg.

Ia juga tak mau bermewah-mewahan dengan hidupnya walaupun sudah sukses seperti sekarang ini.

"Saya bahkan tidak suka memakai jam tangan mahal," katanya.



(agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER