Setali tiga uang, Peneliti Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman mengatakan keberadaan pabrik ekosistem baterai dan kendaraan listrik HLI Green Power kontribusinya cukup positif untuk industri EV.
Pasalnya, sumber daya dan produksi dilakukan di dalam negeri. Namun, Ferdy memberikan catatan agar pabrik tersebut bisa beroperasi secara maksimal dan membuat industri EV bergeliat.
"Catatanya, pemerintah harus mampu berinovasi karena (peminat) EV belum terlalu besar. Konsumsinya terlalu kecil dibandingkan kendaraan berbasis bensin-solar, itu jauh," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebenarnya, penjualan mobil listrik di Indonesia pada Mei 2024 ini cukup membaik dari bulan-bulan sebelumnya. Namun, pertumbuhannya tak melesat seperti pemulihan total pasar kendaraan roda empat.
Pada Mei total penjualan di kategori ini 6.241 unit atau naik sekitar 15 persen dari April. Padahal, total penjualan semua jenis kendaraan roda empat naik 46,5 persen.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, penjualan battery electric vehicle (BEV) alias kendaraan full listrik mencapai 1.984 unit pada Mei 2024. Sedangkan untuk mobil hybrid electric vehicle (HEV) 4.244 unit, dan plug in hybrid vehicle (PHEV) 13 unit.
Menurut Ferdy, masih rendahnya minat pembelian mobil listrik tak lepas dari harganya yang masih terbilang mahal. Oleh karena itu, keberadaan pabrik baru di Karawang itu harus bisa menekan harga moda transportasi tersebut.
Ia menilai seharusnya pemerintah dan perusahaan bisa melakukan hal tersebut. Pasalnya, bahan baku berasal dari dalam negeri. Tak hanya, pengolahannya pun dilakukan di Tanah Air.
karenanya, seharusnya biaya logistik bisa lebih murah.
"Ini yang penting, produsen mobil listrik harus berinovasi bagaimana mengurangi harga. Karena kalau mereka bikin pabrik ke luar kan mahal, bawa nikel ke luar gitu. Dan ada batasan RI gak boleh ekspor nikel mentah. Ini (pabrik HLI Green Power) kesempatan bagi mereka menurunkan harga mobil Listrik," jelas Ferdy.
Ia mengingatkan pemerintah juga harus mengambil langkah berani dalam menggenjot permintaan mobil listrik. Ferdy mengatakan pemerintah jangan sekadar membangun pabriknya saja dan lantas tak memikirkan pasar.
Ia menekankan bahwa pembangun pabrik jangan cuma menjadi ambisi pemerintah saja terkait hilirisasi.
"Jokowi terlihat hanya show-show saja. Pindah ke IKN hanya ambisi pribadi, bawa produsen mobil listrik ambisi pribadinya. Dia gak memikirkan bagaimana konsumen dan bagaimana tingkat penyerapan pasar," ucap Ferdy.