Faisal Basri Kritik Prabowo Ngegas Kerek Utang 50 Persen dari PDB

CNN Indonesia
Selasa, 16 Jul 2024 17:26 WIB
Ekonom Faisal Basri mengatakan Prabowo harus mengubah UU Keuangan Negara lebih dulu sebelum ngegas ingin kerek utang hingga 50 persen PDB. (Foto: Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ekonom senior INDEF Faisal Basri mengkritik presiden terpilih Prabowo Subianto yang dinilai ngegas ingin mengerek utang, padahal belum resmi dilantik.

Ia menyoroti bagaimana Prabowo beserta timnya kerap melontarkan wacana menaikkan rasio utang menjadi 50 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Jika benar, maka utang akan bengkak dari kebijakan yang berlaku saat ini di kisaran 30 persen dari PDB.

"Jadi, jangan main-main. Jangan ngegas terus. Kalau Pak Prabowo bawaannya ngegas, ke luar negeri ngomong terus soal ini utang naik 50 persen dari PDB, dari sekarang 30 persen. Artinya, defisitnya setiap tahun akan di atas 3 persen," jelasnya selepas Diskusi Publik INDEF di Jakarta Selatan, Selasa (16/7).

"Nah, UU Keuangan Negaranya harus diubah dulu. Itu sinyal yang jelek semua, belum apa-apa udah ngegas (berutang), tidak dihitung strategi bagaimana meningkatkan pendapatan negara, meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP)," tambah Faisal.

Faisal mengkritik ucapan bahwa utang Indonesia masih aman, yakni di bawah 40 persen dari PDB. Menurutnya, itu indikator untuk negara maju.

Ia menegaskan ada perbedaan mencolok dari negara maju dan Indonesia, salah satunya rasio pajak (tax ratio). Faisal menyebut tax ratio di Indonesia masih rendah.

"Itu indikator negara maju yang tax ratio-nya 20 persen-30 persen, kita cuma 10 persen," tegasnya.

"Kemampuan kita membayar utang dari tax ratio ya. Kalau tax ratio-nya flat bahkan turun terus, kan jadi berat. Artinya, anggaran untuk macam-macam (berbagai keperluan lain) jadi susah," tutup Faisal.

Sebelumnya, adik kandung Prabowo, yakni Hashim Djojohadikusumo mengklaim sudah melapor ke Bank Dunia perihal rencana mengerek batas utang negara.

Ia mengakui rencana ini dilakukan demi membiayai program ambisius Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, salah satunya makan bergizi gratis. Kendati, Hashim mengklaim kenaikan rasio utang bakal dilakukan bersama-sama dengan upaya menambah pendapatan.

"Saya sudah berbicara dengan Bank Dunia dan menurut mereka 50 persen adalah tindakan yang tetap hati-hati," ucap Hashim saat berbincang dengan Financial Times pada Kamis (11/7).

"Idenya adalah untuk menambah pendapatan dan menaikkan tingkat utang. Kami tidak ingin menaikkan tingkat utang tanpa meningkatkan pendapatan," sambungnya.

(skt/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK