Balikpapan dan Samarinda menjadi daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Kementerian Keuangan menyiapkan Rp75 triliun sejak 2022-2024 untuk membangun IKN. Rinciannya, Rp5,5 triliun di 2024, sebanyak Rp27 triliun untuk 2023, dan Rp42,5 triliun sisanya pada 2024.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga mengklaim sudah masuk investasi senilai Rp56,2 triliun. Lantas, apakah perputaran uang sebesar itu terasa hingga Balikpapan dan Samarinda?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sejumlah aspek perekonomian di daerah penyangga IKN. Namun, tidak ada keterangan jelas apakah semuanya terpengaruh langsung pembangunan megaproyek tersebut.
Sepanjang 2023, laju ekonomi Kota Balikpapan mencapai 6,47 persen atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, 4,96 persen.
Pada laporan berjudul Kota Balikpapan dalam Angka 2024. Produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada 2023 menyentuh Rp143,16 triliun, naik 12,44 persen dari capaian 2022 sebesar Rp127,32 triliun.
"Bila dilihat berdasarkan distribusinya, kategori industri pengolahan memberikan kontribusi tertinggi kepada PDRB Kota Balikpapan, yakni sebesar 47,26 persen, atau hampir separuh dari total keseluruhan PDRB Kota Balikpapan 2023," jelas laporan tersebut, dikutip Selasa (13/8).
"Di urutan kedua adalah kategori konstruksi yang memberikan kontribusi 15,67 persen. Kemudian, di urutan ketiga adalah kategori transportasi dan pergudangan dengan (kontribusi) 11,6 persen," sambung data BPS.
Sedangkan inflasi tahunan sepanjang 2023 adalah 3,60 persen. Ini cenderung rendah bila dibandingkan tahun sebelumnya yang menembus 5,51 persen.
Di lain sisi, BPS memotret garis kemiskinan Balikpapan pada 2023 dengan batas pengeluaran Rp743.084 per bulan. Hasilnya, ada 14,99 ribu penduduk miskin di daerah penyangga IKN itu alias 2,31 persen.
Jumlah tersebut menurun ketimbang pembangunan awal IKN di 2022. Kala itu, ada 2,45 persen orang miskin di Balikpapan atau 15,83 ribu penduduk.
Tahun lalu, BPS mencatat masih ada 231,08 ribu orang miskin di Kalimantan Timur. Balikpapan merupakan kabupaten/kota kelima penyumbang penduduk miskin dari total sepuluh wilayah.
Lihat Juga : |
Akan tetapi, pengangguran masih banyak di kota ini. Ini seiring total angkatan kerja yang terus bertambah dari 103 ribu orang di 2022 menjadi 123 ribu tenaga kerja lokal pada tahun setelahnya.
"Jumlah pencari kerja terdaftar di Kota Balikpapan berdasarkan data Dinas Ketenagakerjaan Kota Balikpapan pada 2023 yang belum ditempatkan ada sebanyak 800 orang. Bila dirinci berdasarkan jenis kelamin, 728 orang tercatat berjenis kelamin laki-laki dan 72 orang berjenis kelamin perempuan," jelas data tersebut.
"Jumlah ini meningkat dari 2022, di mana jumlah pencari kerja yang terdaftar di Dinas Ketenagakerjaan Kota Balikpapan tercatat sebanyak 506 orang yang terdiri dari 370 orang laki-laki dan 136 orang perempuan," lanjut BPS.
Jika diukur berdasarkan tingkat pengangguran terbuka (TPT), Balikpapan bahkan menjadi kota ketiga di Kaltim dengan jumlah penganggur terbanyak. Ada 6,09 persen TPT pada 2023, turun sedikit dari 6,90 persen di 2022.
Bersambung ke halaman berikutnya...