ANALISIS

Meraba Nyali Jokowi Batasi BBM Subsidi per 1 September 2024

Sakti Darma Abhiyoso | CNN Indonesia
Selasa, 27 Agu 2024 07:16 WIB
Pengamat menilai pembatasan BBM bersubsidi per 1 September tidak tepat melihat kondisi ekonomi sekarang. Efek rambatannya bisa terasa hingga 4 bulan.
Pengamat menilai pembatasan BBM bersubsidi per 1 September tidak tepat melihat kondisi ekonomi sekarang. Efek rambatannya bisa hingga 4 bulan. (Foto: ANTARA FOTO/Didik Suhartono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ada akrobat jelang akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni pembatasan BBM bersubsidi.

BBM subsidi, seperti pertalite hingga biosolar, disebut-sebut bakal dibatasi mulai 1 September 2024. Pertanyaannya, apakah Jokowi punya nyali?

Arifin Tasrif pernah membocorkan rencana ini ketika masih menjabat menteri ESDM. Ia menyebut 1 September 2024 menjadi waktu dimulainya kebijakan berani Jokowi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, sedang disiapkan (kriteria kendaraan yang dibatasi) lah. Nanti yang ngomongin kan bukan saya," katanya selepas Pidato Penyampaian Keterangan Presiden Atas RUU APBN 2025 dan Nota Keuangan di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (16/8).

Belum dieksekusi, Arifin sudah didepak duluan dari jabatannya. Jokowi mengganti sang ahli kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan Bahlil Lahadalia.

Bahlil belum memastikan kelanjutan wacana pembatasan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga irit bicara, tak memberi kejelasan.

"Sekarang kita lihat Kementerian ESDM perlu menyiapkan untuk itu (aturan BBM)," ucap Airlangga usai The 2nd Asia Zero Emission Community Ministerial Meeting di Jakarta Selatan, Rabu (21/8).

"Ini kan kita lihat baru ada transisi menteri ESDM (dari Arifin Tasrif ke Bahlil Lahadalia). Kita tunggu saja," tambahnya.

Pengamat Energi Universitas Padjadjaran (Unpad) Yayan Satyakti mencoba meraba nyali Jokowi. Jokowi dinilai tak punya rasa takut di akhir masa jabatannya, termasuk untuk mengeksekusi pembatasan BBM bersubsidi.

"Seharusnya (Jokowi) nothing to lose. Andaikan kebijakan ini bersifat politik, pasti subsidi lanjut, Pak Jokowi tidak akan menghapus subsidi," ucap Yayan kepada CNNIndonesia.com, Senin (26/8).

Yayan melihat kondisi ekonomi sekarang ini sebenarnya mengkhawatirkan. Ini tergambar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan, lalu diperparah penurunan daya beli masyarakat.

Andai pembatasan dilakukan, Jokowi diramal akan mencari siasat lain untuk menenangkan hati rakyat. Salah satu kemungkinan yang ditempuh adalah pemberian bantuan langsung tunai (BLT).

"Mungkin isu subsidi harus ditahan sampai kondisi ekonomi kembali stabil, dengan pertumbuhan stabil dan kondisi politik memudar," sarannya kepada pemerintah.

Menurutnya, pembatasan BBM subsidi masih memungkinkan, tapi beda cerita dengan penghapusan total. Yayan memperingatkan pemerintah untuk betul-betul memperhatikan daya beli masyarakat.

Ia mengatakan kenaikan harga BBM, bahkan penghapusan subsidi secara total, bisa berdampak serius, termasuk pada inflasi. Efek rambatannya bakal terasa hingga empat bulan lamanya.

"Saat ini saya kira kurang tepat (mengutak-atik subsidi BBM). Menghapus subsidi, andaikan ingin naik (harganya), sepertinya tidak cukup bijak walaupun kita lihat keuangan negara sudah begitu berat," tegas Yayan.

Lanjut ke halaman berikutnya...

Batasi Sembari Naikkan Harga Bertahap

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER