ANALISIS

Bisakah Karisma dan Wisata Bali Dibenahi Seperti Mau Luhut?

Feby Febrina Nadeak | CNN Indonesia
Rabu, 04 Sep 2024 07:15 WIB
Pengamat mendukung rencana pemerintah membenahi dan memperbaiki wisata di Bali walaupun sejatinya semuanya sudah terlambat.
Ikatan Cendekiawan Pariwisata menyebut kebijakan bebas visa juga memicu permasalahan wisata di Bali karena memicu banjir wisatawan. (CNN Indonesia/Safir Makki).

Senada, Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia Azril Azahari mengatakan Bali saat ini ini sudah mengalami kelebihan wisatawan atau overtourism sehingga sulit bagi pemerintah untuk membatasi jumlah wisatawan. Kondisi itu katanya disebabkan oleh kebijakan bebas visa yang diberlakukan Jokowi sejak beberapa tahun lalu.

Kondisi itu bisa semakin parah lagi. Maklum, Jokowi memperluas kebijakan bebas visa lagi. Melalui Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2024 tentang Bebas Visa Kunjungan yang diundangkan 29 Agustus 2024 lalu, ia menambah 13 daftar warga negara yang bebas visa masuk ke RI .

Daftar 13 negara bebas visa ke Indonesia tersebut yakni Brunei Darussalam, Filipina, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Vietnam, Timor Leste, Suriname, Kolombia, dan Hong Kong.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Azril menilai kebijakan bebas bisa membuat wisatawan yang masuk ke Indonesia khususnya Bali menjadi tidak tersaring.

"Bebas visa itu salah karena Bali jadi overtourism, di situ lah muncul orang tanpa diseleksi, tanpa bawa uang. Bahkan terjadi masalah keamanan bahkan ada (turis) yang mencari uang (di Bali). Bebas visa itu lah biang keroknya," katanya.

Azril pun semakin menyayangkan karena pemerintah memberlakukan kebijakan golden visa. Golden visa sendiri merupakan produk keimigrasian yang memungkinkan warga negara asing untuk masuk dan tinggal di Indonesia dalam jangka waktu 5 hingga 10 tahun dengan sejumlah syarat investasi.

Selain itu, ia menilai masalah pariwisata di Bali terjadi karena tidak ada pengawasan yang ketat. Turis di Bali katanya tidak ada yang memantau, meski sebenarnya ada polisi pariwisata yang bertugas.

"Turis yang datang siapa yang memantau? Enggak ada. Polisi pariwisata kan ada, tapi apa dia memantau pariwisatanya? Enggak," tegas Azril.

Karena itu, Azril menyarankan agar pemerintah mengubah konsep pariwisata Bali menjadi yang berkualitas ketimbang pada jumlah kunjungan wisatawan. 

Konsep ini harus menekankan kunjungan wisatawan lebih lama tinggal di Bali. Konsep ini juga harus dirancang agar wisatawan bisa membelanjakan uang lebih banyak di Bali.

"Sehingga targetnya juga bahwa wisatawan tidak hanya melihat Tari Kecak dan segala macam, tapi juga terlibat dalam kegiatan-kegiatan. Dia belajar musik , belajar instrumen, belajar masak masakan kita. Jadi konsepnya bukan lagi mass tourism atau quantity tourism, tapi quality tourism," katanya.



 

(agt)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER