EDUKASI KEUANGAN

Tips Hindari Jerat Kemiskinan Gara-gara 'Doom Spending'

Mochammad Ryan Hidayatullah | CNN Indonesia
Sabtu, 28 Sep 2024 09:07 WIB
Fenomena atau perilaku 'doom spending' alias pengeluaran yang tak terkendali mulai menjangkiti gen Z dan milenial di Indonesia. Berikut cara menghindarinya.
Fenomena atau perilaku 'doom spending' alias pengeluaran yang tak terkendali mulai menjangkiti gen Z dan milenial di Indonesia. Ilustrasi. (markusspiske/Pixabay).

Konsisten Sisihkan Pengeluaran untuk Investasi dan Asuransi

Berdasarkan hitungan di atas, Mike juga menekankan pentingnya mengalokasikan sebagian pengeluaran untuk investasi. Hal ini perlu agar Anda memiliki jaminan dana di masa depan.

Dengan mengalokasikan 20 persen hingga 30 persen untuk investasi, Anda membangun masa depan finansial yang lebih aman.

"Sehingga menjadi lebih yakin, batin lebih tenang karena kebutuhan masa depan telah disiapkan," imbuh Mike.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika belum sanggup menabung sebesar itu, mulai dari jumlah yang paling kecil sekalipun tak masalah. Menurut Mike, yang penting bukan jumlahnya, tapi disiplinnya.

Selain itu, menyisihkan pengeluaran untuk asuransi juga tak kalah penting. Menyisihkan 10 persen hingga 15 persen pengeluaran untuk asuransi, memastikan Anda terlindungi dari risiko-risiko keuangan yang tidak terduga.

"Sehingga tak perlu khawatir berlebihan terhadap situasi keuangan masa depan, karena berbagai risiko diantisipasi dengan asuransi," kata Mike.

Optimalkan Belanja Kesenangan

Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning Budi Rahardjo mengatakan untuk menghindari perilaku doom spending, Anda perlu mengoptimalkan belanja kesenangan dengan betul-betul membelanjakan karena menciptakan kepuasan yang terbaik.

Artinya, Anda juga harus cermat dan tak kalap dalam membelanja anggaran untuk kesenangan. Pilihlah belanja yang memang benar-benar membuat Anda puas saja.

"Setiap orang berbeda. Ada yang ingin membeli barang impian, ada yang untuk hobi, ada yang untuk traveling dan ada yang untuk belajar keahlian baru atau untuk berbagi," kata Budi.

Budi menyebut terkadang orang melakukan shopping therapy sebagai cara untuk melepaskan stress atau menghibur diri. Yang menjadi problem adalah apabila perilaku ini dibiarkan tanpa dikendalikan. Maka, akan berdampak negatif kepada keuangan.

Cari Alternatif Penurun Stress

Budi berpendapat cara untuk menurunkan stress tak melulu harus berbelanja. Oleh karena itu, Anda bisa mencari alternatif lain sesuai dengan hal yang disukai.

"Misalnya dengan meditasi atau sekedar me time dengan membaca buku untuk melepaskan kejenuhan," ucapnya.

Untuk mengembangkan hal ini, Anda bisa mencari sumber-sumber referensi untuk mendapatkan alternatif yang paling sesuai.



(sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER