Hasil bersih-bersih itu membuat Garuda melakukan gebrakan perbaikan dengan melakukan pembenahan secara massive terhadap tata kelola kinerja dan mulai mendapatkan keuntungan.
Perusahaan itu mencatatkan laba bersih tertinggi dalam sejarah pada 2022. Saat itu, perusahaan membukukan laba bersih sebesar US$3,81 miliar atau setara Rp57 triliun (asumsi kurs Rp14.982 per dolar AS).
Padahal, kinerja Garuda saat itu sempat dihantam gelombang covid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Laba bersih US$3,83 miliar ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah," kata Irfan pada Mei 2023.
Menurutnya, Garuda terus melakukan penguatan fundamental kinerja usaha sepanjang 2022 dan menghasilkan total biaya tetap (fixed cost) yang turun menjadi 73,79 persen dibanding biaya tetap tahun sebelumnya.
Kemudian, lease cost to revenue tercatat 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 27 persen. Adapun rata-rata pendapatan (average revenue) tiap pesawat tercatat 26.100, sedangkan fixed cost to revenue sebesar 30,62 persen.
Secara total, aset BUMN penerbangan ini tercatat US$4,14 miliar. Lalu utang perusahaan (liabilitas) mencapai US$4,8 miliar dan total ekuitas minus US$653 juta.
Sementara itu, pada 2023 laba bersih Garuda turun menjadi US$251,99 juta atau sekitar Rp4,01 triliun. Namun, perusahaan telah menyelesaikan pembayaran utang secara penuh kepada kreditur dengan nilai utang hingga Rp255 juta sesuai skema perjanjian perdamaian yang mendapatkan putusan homologasi, hingga optimalisasi strategi perbaikan ekuitas Perseroan dan optimalisasi pembentukan sinking fund.
Adapun per kuartal I 2024, pendapatan Garuda Indonesia naik 18,07 persen menjadi US$711,98 juta atau Rp11,54 triliun (asumsi kurs Rp16.219 per dolar AS).
Rugi bersih perusahaan juga turun sebesar 21,10 persen ke posisi US$86,82 juta alias Rp1,4 triliun. Irfan menyebut ini adalah buah dari restrukturisasi Garuda yang ditempuh sejak akhir 2022.
Meskipun berhasil membenahi Garuda, Erick mengatakan bersih-bersih yang dilakukannya bukan tanpa hambatan.
Ia mengatakan yang namanya mengungkap kebenaran, tentu bukan hal yang gampang dan mulus.
Di awal masa menjabat sebagai menteri, Erick mengaku acap kali mendapat ancaman atau teror atas bersih-bersih yang dilakukannya.
Ancaman itu bisanya melalui pesan singkat WhatsApp dengan nada mengintimidasi. Namun Erick bergeming, menurutnya teror adalah hal yang harus dihadapi ketika ingin membersihkan BUMN dari cela.
Senada dengan Erick, Irfan mengatakan pihaknya akan terus memperbaiki Garuda. Perbaikan meliputi operasional, business compliance dan sumber daya manusia.
"Setelah merampungkan restrukturisasi yang disebut-sebut terbesar dan terkompleks sepanjang sejarah korporasi Indonesia, saat ini Garuda Indonesia semakin bergerak adaptif dengan fokus utama melakukan optimalisasi perbaikan fundamental, operasional, bisnis, compliance dan SDM terus kita benahi," katanya kepada CNNIndonesia, Kamis (26/9).