Selain menyumbang pendapatan negara, Pertamina juga terus meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) untuk kebutuhan dalam negeri.
Tahun lalu, produksi migas Pertamina mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD). Angka ini naik 8 persen dibanding produksi pada 2022 yaitu 967 ribu MBOEPD.
Jika mengacu data produksi, kenaikan produksi tahun lalu memuaskan. Sebab, dalam sepuluh tahun terakhir, produksi migas Pertamina rata-rata tumbuh 7 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Transisi energi kini menjadi tren di seluruh dunia. Demi lingkungan yang lebih baik, semua beralih ke energi hijau. Begitu pun Pertamina. Perusahaan pelat merah baru saja merilis Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur.
SAF merupakan bioavtur yang berasal used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah. Bahan bakar ini pun sukses diuji coba ke beberapa maskapai, baik lokal maupun asing.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina A Salyadi Saputra menyebut pihaknya siap mengembangkan SAF. Ia berharap inovasi avtur jelantah ini akan memberi keuntungan di masa depan.
"Dari sisi Pertamina Patra Niaga sudah memiliki lisensi Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dan Renewable Energy Directive-European Union (RED-EU) agar dapat menjadi supplier atau menjual SAF.
Upaya lainnya adalah Pertamina terus berproses dan upgrading dari sisi kilang agar ke depan menjadi green refinery supaya dapat optimal memproduksi SAF," kata Salyadi di ajang Bali International Air Show 2024 di Ngurah Rai International Airport, Bali, , Rabu lalu (18/9).
Sebelum ada bioavtur, Pertamina sudah lebih dulu meluncurkan produk biosolar 35 persen alias B35 pada 2023 lalu. Produk ini kini dijual di seluruh SPBU Pertamina.
B35 merupakan bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak kelapa sawit (crude palm oil/cpo) sebanyak 35 persen. Kandungan sawit pada bahan bakar hijau ini kelak bakal ditingkatkan menjadi B40 atau B50.
Tak hanya itu, tahun lalu Pertamina juga merilis Pertamax Green 95. BBM ini diracik dari bahan baku terbarukan, yakni bioetanol sebanyak 5 persen.
Perseroan bekerja sama dengan PT Energi Agro Nusantara, anak usaha PT Perkebunan Nusantara X (Persero), menyediakan bahan baku Bioetanol dari molase tebu yang diproses menjadi etanol fuel grade.
(mrh/pta)