Warisan Besar Jokowi 10 Tahun Pimpin RI, dari Whoosh Sampai Hilirisasi

CNN Indonesia
Jumat, 18 Okt 2024 07:25 WIB
Selama sepuluh tahun memimpin Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan sejumlah warisan yang bermanfaat besar bagi kemajuan bangsa.
Selama sepuluh tahun memimpin Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan sejumlah warisan yang bermanfaat besar bagi kemajuan bangsa. Ilustrasi. (Arsip KCIC)

3. Whoosh

Jokowi resmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh pada 2 Oktober 2023. Jokowi mengatakan Whoosh adalah salah satu bentuk kemajuan transportasi publik di Indonesia.

Dia bahkan mengklaim Whoosh sebagai kereta tercepat se-Asia Tenggara.

"Kereta Jakarta Bandung ini merupakan kereta pertama tercepat di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kecepatan 360 km per jam," ujarnya saat peresmian Whoosh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang berlangsung sejak 2016, awalnya ditargetkan bisa selesai dan dioperasikan pada 2019. Namun, rencana ini mundur dan diperkirakan baru rampung pada tahun ini.

Mundurnya operasi kereta cepat ini disebabkan pemerintah pada 2020 menghentikan seluruh pembangunan proyek dan fokus pada penanganan covid-19.

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung baru kembali dilaksanakan pada pertengahan 2021 setelah kasus pandemi mulai mereda di tanah air.

Kontroversi juga muncul terkait pembengkakan biaya proyek yang cukup besar. Sebelumnya, berdasarkan perhitungan dan review BPKP pada 9 Maret 2022, pembengkakan biaya pembangunan proyek hanya sebesar US$1,17 miliar atau Rp17,64 triliun.

Namun, dalam kajian BPKP terbaru yang dikeluarkan 15 September 2022, pembengkakan biaya itu naik US$273,03 juta menjadi US$1,449 miliar atau Rp21,74 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS).

3. Hilirisasi

Jokowi kerap menekankan pentingnya kebijakan hilirisasi sebagai jalan Indonesia menjadi negara maju. Sebab menurutnya Indonesia selama ini memiliki sumber daya alam melimpah yang malah banyak dinikmati negara maju.

Ia menyebut Indonesia sudah terbiasa melakukan ekspor bahan-bahan mentah lebih dari 400 tahun lalu sejak zaman VOC melalui rempah-rempah.

Jokowi memulai langkah awal hilirisasi dari beberapa bahan mentah berupa nikel, bauksit, dan tembaga. Ia mengklaim hilirisasi versinya sukses besar.

"Alhamdulillah, sampai saat ini telah terbangun smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara Rp158 triliun selama 8 tahun ini," katanya dalam Pidato Kenegaraan Presiden di Sidang Tahunan MPR RI 2024, Jakarta Pusat, Jumat (16/8).

Ia pun menepis anggapan keuntungan hilirisasi bahan mentah hanya dinikmati oleh pengusaha. Menurutnya, keuntungan itu juga akan dinikmati oleh pemerintah dan rakyat dalam bentuk pajak dan pendapatan negara lainnya.

"Ada yang sampaikan ke saya 'Pak kan yang untung kan perusahaan. Rakyat dapat apa?'. Jangan keliru," kata Jokowi dalam pembukaan Kongres ISEI dan Seminar Nasional 2024 yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (19/9).

Jokowi kemudian membeberkan pendapatan negara dari proses hilirisasi yang terus dilakukan Indonesia selama beberapa tahun belakangan. Misalnya, dari sektor mineral dan batubara, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) menurutnya telah melonjak menjadi Rp172 triliun pada 2023, dari sebelumnya hanya Rp29 triliun di 2015.

Ia menyebut meningkatnya penerimaan pajak dari minerba dipengaruhi oleh peningkatan nilai ekspor. Nilai ekspor nikel contohnya yang meningkat menjadi Rp520 triliun pada 2023 dari yang sebelumnya Rp45 triliun di 2015.

"Kita pungut pajak dari sana, pajak-pajak perusahaan, pajak karyawan, bea ekspor, pajak ekspor bea keluar, belum PNBP. Sangat besar sekali," jelas Jokowi dalam pembukaan Kongres ISEI dan Seminar Nasional 2024 yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (19/9).

Jokowi) pun memastikan Prabowo bakal melanjutkan kebijakan hilirisasi yang dijalankan pemerintahannya. Ia mengaku telah berdiskusi dengan Prabowo soal kebijakan itu.

Hasil diskusi katanya Prabowo akan melanjutkan hilirisasi ke sektor nonminerba seperti pangan hingga kelautan.

"Saya sudah diskusi panjang dengan presiden terpilih Prabowo yang nanti beliau akan juga mulai hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan dan kelautan," kata Jokowi di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa (24/9).



(fby/sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER