Pengamat Prediksi Trump Tak Akan Anak Emaskan Energi Bersih

CNN Indonesia
Senin, 11 Nov 2024 20:30 WIB
Pengamat Energi memperkirakan Presiden terpilih AS Donald Trump tak akan memprioritaskan dan mendorong kebijakan energi bersih seperti yang dilakukan Joe Biden.
Pengamat Energi memperkirakan Presiden terpilih AS Donald Trump tak akan memprioritaskan dan mendorong kebijakan energi bersih seperti yang dilakukan Joe Biden. ( AFP/PETER ZAY).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat Energi memperkirakan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak akan memprioritaskan dan mendorong kebijakan energi bersih seperti yang dilakukan Presiden Joe Biden.

Meski demikian, CEO Rapidan Energy Bob McNally mengatakan itu semua bukan berarti Trump bakal menentang kebijakan soal energi bersih. Ia hanya tidak akan membedakan dan memberikan prioritas khusus terhadap baik itu energi fosil atau hijau.

"Presiden akan mengarahkan kembali kebijakan energi agar mencakup semua sumber energi, tanpa memprioritaskan aturan atau subsidi untuk energi bersih atau bebas karbon seperti yang dilakukan Presiden Biden," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (11/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, besar kemungkinan Trump akan menarik AS dari Paris Agreement (Perjanjian Paris) yang telah disepakati pada pada 2016 lalu. Bahkan juga akan mengeluarkan AS dari United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCC) yang merupakan perjanjian utama dalam mengatasi perubahan iklim.

Trump juga diprediksi akan memasukkan perdagangan energi dalam negosiasi dengan negara lain, termasuk bersama China dan Eropa. Juga mencabut penundaan izin federal untuk fasilitas LNG (gas alam cair) AS yang diterapkan oleh Presiden Biden.

"Jadi, saya pikir kita akan melihat semacam pembalikan terhadap kebijakan energi Presiden Biden yang sebelumnya lebih berfokus pada prinsip 'menjaga sumber daya tetap di dalam tanah'. Sebaliknya, kita akan kembali ke pendekatan yang mencakup semua sumber energi," jelasnya.

Namun, ia menekankan bukan berarti Trump menolak energi bersih, tapi hanya tidak ingin 'menganakemaskan' energi hijau seperti tenaga surya, angin, hingga hidrogen.

"Ia tidak menentang semua teknologi dan sumber energi bersih. Tetapi mereka menentang aturan wajib dan subsidi yang mendorong penggunaan energi tersebut dan membebankan biaya pada konsumen, dan hal ini akan berubah secara signifikan," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]



(ldy/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER