Airlangga soal Rupiah Rp16 Ribu: Enggak Perlu Terlalu Baper

CNN Indonesia
Jumat, 20 Des 2024 11:54 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan masyarakat tidak perlu baper dengan rupiah Rp16 ribu. Pelemahan bisa dipakai genjot ekspor.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan masyarakat tidak perlu baper dengan rupiah Rp16 ribu. Pelemahan bisa dipakai genjot ekspor. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara soal nilai tukar rupiah yang anjlok ke Rp16 ribu per dolar AS dalam beberapa waktu terakhir. Ia mengatakan beberapa negara justru memanfaatkan pelemahan nilai tukar mata uangnya untuk mendongkrak ekspor.

"Beberapa negara menggunakan ini (pelemahan nilai tukar) seperti Turki, inflasinya gila-gilaan tapi ekspornya juga menggila karena dia akan dengan inflasi yang gila dan lira (mata uang turki) yang terdepresiasi tenggelam, ekspornya murah sekali," katanya dalam acara CNN Indonesia Business Summit, Jumat (20/12).

Karena itu, ia menilai penurunan nilai tukar rupiah tidak perlu dipandang berlebihan. Terlebih lagi, nilai tukar rupiah memang dipatok Rp16 ribu per dolar AS dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini kita harus main keseimbangan, jadi enggak perlu kita terlalu baper terhadap sebuah harga. Kan dalam APBN kita juga sudah dipatok tahun depan (rupiah) di Rp16 ribu (per dolar AS).

Nilai tukar rupiah tembus Rp16 ribu per dolar AS dalam beberapa hari terakhir. Rupiah dibuka di posisi Rp16.307 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Jumat (20/12) pagi.

Mata uang Garuda turun 26 poin atau minus 0,17 persen.

Sejumlah ekonom menilai pelemahan nilai tukar rupiah bisa berdampak pada sejumlah aspek, termasuk kenaikan harga barang elektronik impor.

Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan pelemahan rupiah akan membuat ongkos impor termasuk untuk bahan baku produk elektronik.

"Seperti impor barang input misalnya semikonduktor, microchip, maka akan meningkat biaya produksi dalam negeri," katanya kepada CNNIndonesia.com.

Dengan kenaikan biaya produksi, maka tekanan harga akan diteruskan ke konsumen.

"Ini kemudian mendorong imported inflation dan memberi tekanan terhadap inflasi di dalam negeri," katanya.

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira pun merinci daftar barang yang diprediksi mengalami kenaikan harga.

Pertama, barang elektronik seperti laptop, handphone, aksesoris. Ia mengatakan barang-barang elektronik ini akan mengalami kenaikan harga lantaran sebagian besar barang elektronik Indonesia adalah impor.

"Kemudian kedua adalah peralatan rumah tangga. AC, kulkas, TV, itu juga komponennya masih banyak mengandalkan impor yang terpengaruh pelemahan nilai tukar," kata, Kamis (20/6).

Ketiga, suku cadang kendaraan bermotor, yang sebagian besar juga bisa terpengaruh oleh fluktuasi kurs.

"Kendaraan bermotor sendiri, baik mobil, motor, kemudian juga truk, atau kendaraan niaga ini juga mengalami penyesuaian harga, tentunya karena biaya produksi yang naik," jelas Bhima lebih lanjut.

[Gambas:Video CNN]

Keempat, bahan pangan. Bhima menjelaskan sebagian besar komoditas pangan, seperti kedelai, jagung, bawang putih dan gandum, bisa saja mengalami penyesuaian harga seiring dengan pelemahan rupiah.

Kelima, produk yang terkait dengan energi, seperti BBM, listrik, hingga LPG non-subsidi. Menurut dia, produk energi rentan mengalami penyesuaian harga karena kurs rupiah menjadi salah satu faktor yang berpengaruh.

 

(fby/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER