ANALISIS

Mengintip Untung-Buntung RI Gabung BRICS, Banyak Mana?

Sakti Darma Abhiyoso | CNN Indonesia
Rabu, 08 Jan 2025 06:59 WIB
Pengamat menyebut keanggotaan Indonesia di BRICS bisa menawarkan 4 keuntungan bagi RI.
Pengamat menyebut keanggotaan Indonesia di BRICS bisa menawarkan 4 keuntungan bagi RI. (GIANLUIGI GUERCIA / AFP).

Sementara itu, Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet merinci empat keuntungan utama yang akan diperoleh Indonesia. Pertama, akses ke pasar yang lebih luas dengan total populasi negara anggota sekitar 3,5 miliar orang atau 42 persen populasi dunia.

Kedua, Yusuf melihat ada peluang Indonesia untuk memperkuat kerja sama Selatan-Selatan serta mengurangi ketergantungan pada ekonomi Barat. Ketiga, BRICS juga menawarkan alternatif pendanaan melalui New Development Bank (NDB) yang bisa mendukung proyek infrastruktur Indonesia.

"(Keempat), forum ini memberi Indonesia posisi tawar yang lebih kuat dalam tata kelola ekonomi global," kata Yusuf.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yusuf tak menutup mata ada buntung atau rugi yang tetap bisa membayangi. Risiko utama yang bakal muncul adalah potensi ketegangan geopolitik, mengingat persaingan AS dan China semakin intensif.

Namun, ia menawarkan cara agar pemerintah bisa menekan dampak buruk tersebut. Yusuf mengatakan Indonesia perlu berhati-hati menjaga keseimbangan diplomatik, terutama dalam menghindari tekanan dari negara-negara Barat.

Di lain sisi, perbedaan kepentingan ekonomi antara anggota BRICS bisa menghambat pengambilan keputusan. Indonesia perlu mempertahankan kebijakan luar negeri bebas-aktif dan terus membangun hubungan konstruktif dengan semua pihak agar bisa meminimalkan dampak negatif ini.

"Terkait memaksimalkan posisi ekonomi, bergabung dengan BRICS bisa memberi Indonesia akses ke teknologi, investasi, dan pasar baru. Misalnya, kerja sama dengan Brasil dalam bidang pertanian, Rusia dalam energi, India dalam teknologi digital, China dalam infrastruktur, dan Afrika Selatan dalam pertambangan," tutur Yusuf.

"Namun, target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo akan sangat bergantung pada reformasi struktural domestik, peningkatan produktivitas, dan iklim investasi yang kondusif. Bukan semata-mata pada keanggotaan di BRICS," pesannya.

Meski bukan jalan pintas, Indonesia bisa memanfaatkan jaringan BRICS sebagai katalis untuk mencapai target tersebut. Andai Prabowo dan jajarannya mampu memanfaatkan peluang yang ada secara optimal, target ambisius itu bisa semakin dekat, sambil terus memperkuat fundamental ekonomi Indonesia.

Di lain sisi, Researcher Celios Jaya Darmawan belum melihat keuntungan yang lebih besar dari bergabungnya Indonesia ke BRICS. Apalagi kalau dibandingkan dengan risiko ekonomi dan politik dari keputusan ini.

Ia memang tak menutup kemungkinan adanya suntikan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Utamanya, jika Indonesia menjalin hubungan dagang yang semakin erat dengan China dan India.

"Namun, (di sisi lain) berpotensi menciptakan pertumbuhan yang tidak berkualitas melihat track record investasi dan hubungan dagang (dengan China dan India), terkait banjir barang impor yang merusak pasar dalam negeri," wanti-wanti Jaya.

Jaya turut menekankan bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan bentuk perjanjian multilateral yang cukup menguras energi, baik secara politik maupun anggaran.



(agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER