PT Pertamina (Persero) mencatat pendapatan US$75 miliar atau sekitar Rp1.238 triliun (asumsi kurs Rp16.336,2 per dolar AS) pada tahun kemarin. Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro mengungkap hal itu dalam rapat bersama Komisi XII DPR.
Wiko mengatakan pendapatan itu berasal dari 260 entitas di bawah Pertamina. Pertamina, ucapnya, mengelola aset US$90 miliar atau sekitar Rp1.470 triliun.
"Revenue sesuai dengan data yang kita miliki pada akhir tahun 2024 US$ 75 miliar dolar dan capex yang kita spending US$ 7 miliar dolar," kata Wiko pada rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR, Jakarta, Kamis (20/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiko menyebut angka itu merupakan pendapatan tahun 2024.
Dia menyebut Pertamina mencatat kenaikan pendapatan dari 2021 hingga 2023. Pendapatan Pertamina melejit 15 persen dalam kurun waktu tersebut.
"Selama tiga tahun ini tumbuh 15 persen di mana di tahun 2022 memegang revenue tertinggi US$84,9 miliar," ucapnya.
Dia menjelaskan pendapatan Pertamina pada 2021 US$57,5 miliar saat harga minyak US$69 per barel. Pada 2022, pendapatan Pertamina US$84,9 miliar saat harga minyak melambung US$97 per barel. Pada 2023, pendapatan Pertamina US$75,8 saat harga minyak US$78 per barel.