Ekonom soal Danantara Diawasi Eks RI-1: Keterlaluan Kalau Ada Korupsi
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J. Rachbini mewanti-wanti adanya potensi korupsi di Danantara, meski sudah diawasi tiga presiden Indonesia.
Ketiga orang yang dimaksud adalah Presiden Prabowo Subianto. Lalu, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang diajak Prabowo menjadi bagian dari petinggi Danantara.
"Di situ (Danantara) kan ikut Pak SBY dan Pak Jokowi (menjadi penasihat). Kalau ada nama tiga presiden di situ, masih ada korupsi juga, itu keterlaluan!" kata Didiek dalam Diskusi Publik INDEF 'Danantara: Bagaimana dan untuk Siapa?' secara virtual, Senin (24/2).
"Kalau figur besar ada di situ isinya nanti keropos (dan) banyak korupsi, maka Pak SBY, Pak Jokowi, dan Pak Prabowo yang malu juga," sambungnya.
Di lain sisi, Didiek menjelaskan tentang permasalahan BUMN selama ini. Ia mencontohkan bagaimana teori principal agent, yakni hubungan antara pemerintah sebagai pemilik alias principal dan manajemen BUMN selaku agen.
Ia menegaskan jika hubungan pemerintah dan manajemen BUMN tetap oligarki, sudah barang tentu masalah itu berulang di Danantara. Selain itu, nihilnya check and balance juga memungkinkan lahirnya moral hazard.
"Ini hal-hal yang harus diatasi karena kecurigaan dari publik kan bagaimana aset yang besar ini bisa ditangani," pesan Didiek kepada Danantara.
Ia turut mengomentari bagaimana jajaran badan pelaksana Danantara. Kendati, Didiek secara spesifik hanya mempercayai sang CEO alias Kepala Badan Pelaksana Danantara Rosan Roeslani.
Ekonom senior INDEF itu enggan menjelaskan bagaimana pandangannya terhadap dua pembantu Rosan, yakni Chief Operating Officer (COO) Dony Oskaria dan Chief Investment Officer (CIO) Pandu Sjahrir. Didiek cuma menegaskan dirinya sejauh ini percaya dengan kapasitas Rosan Roeslani.
"Sementara ini, saya percaya Rosan Roeslani dia adalah mantan Ketua Umum Kadin adalah figur yang profesional di dalam kiprahnya, tapi harus hati-hati. Meskipun profesional, tapi diganggu oleh politik jadi masalah. Jadi, biarkan Rosan dengan tim bekerja," jelasnya.
"Mengenai personal, saya pegang Pak Rosan saja. Karena saya tahu Pak Rosan itu profesional dan mantan Ketua Umum Kadin yang baik, yang lain saya belum memberi komentar," tutup Didiek.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias Danantara resmi diluncurkan Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta Pusat pada 24 Februari 2025. Susunan awal petinggi Danantara sesuai keterangan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi, yakni sebagai berikut: