Menaker soal Pengusaha Ngeluh Dipalak Ormas: PR Buat Lapangan Kerja

CNN Indonesia
Rabu, 12 Mar 2025 10:06 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli merespons keluhan pengusaha soal pungutan liar yang dilakukan oleh kelompok organisasi masyarakat (ormas).
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli merespons keluhan pengusaha soal pungutan liar yang dilakukan oleh kelompok organisasi masyarakat (ormas). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Ketenagakerjaan Yassierli merespons keluhan pengusaha soal pungutan liar yang dilakukan oleh kelompok organisasi masyarakat (ormas).

Yassierli tertarik dengan ide menciptakan lapangan pekerjaan agar oknum-oknum tersebut tidak lagi memalak pengusaha. Dia mengatakan akan memikirkan hal itu.

"Menarik juga itu ya. Kita punya PR (pekerjaan rumah) untuk penciptaan lapangan kerja," kata Yassierli pada jumpa pers di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Selasa (11/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yassierli menyampaikan penciptaan lapangan kerja bukan hanya untuk kepentingan ormas. Menurutnya, pemerintah harus terus mendorong pertumbuhan lapangan kerja untuk seluruh masyarakat.

"Pengangguran kita kan 4,71 (persen) dan itu PR kita bersama untuk kita bisa create better jobs untuk insan pencari kerja," ujar Yassierli.

Sebelumnya, sejumlah pengusaha di berbagai sektor mengeluhkan pungutan liar yang dilakukan ormas dan preman. Mereka mengaku pungli itu menghambat pertumbuhan perusahaan.

Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyebut fenomena ini sudah lama berlangsung. Ormas dan preman meminta jatah proyek hingga uang keamanan kepada pengusaha.

"Biasanya mereka melibatkan lingkungan. Mereka minta jatah yang terkait dengan pekerjaan proyek, minta dari sisi kompensasi, kayak gitu-gitu. Nah, itu yang dilakukan oleh ormas," kata Hariyadi dilansir CNBC Indonesia, Selasa (4/3).

"Kebanyakan mereka tuh kan nggak punya kerjaan ya. Jadi cari-carinya kayak begitu," imbuhnya.

[Gambas:Video CNN]



(skt/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER