ANALISIS

Mengulik Sebab Marak Produsen Kurangi Isi dan Jual Mahal Minyakita

Lidya Julita Sembiring | CNN Indonesia
Rabu, 12 Mar 2025 07:41 WIB
Pemerintah dinilai punya andil menyuburkan praktik curang produsen kurangi isi dan jual mahal Minyakita. Kasus ini akan terus berulang jika dua hal tak diatasi.
Tak Serampangan Patok Harga Eceran. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

Senada, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan kasus manipulasi isi dan harga jual Minyakita di atas HET disebabkan oleh regulasi pemerintah yang memaksa produsen menjual dengan harga murah, tanpa mempertimbangkan biaya produksi yang dikeluarkan.

"Praktik ini bisa terjadi karena produsen dipaksa memproduksi Minyakita, namun harganya jauh dibandingkan dengan kemasan premium," kata Huda.

Selain itu, faktor lain yang membuat produsen curang adalah kurangnya pengawasan pemerintah di lapangan. Tak heran, sejak diluncurkan Juli 2022, banyak sekali ditemukan harga Minyakita di atas HET.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pengawasan di lapangan yang sangat kurang, di mana pelaku pengurangan volume memanfaatkan kelemahan konsumen Minyakita. Selama ini masyarakat kita memang jarang mengecek volume sebuah barang. Ini menjadi celah bagi pelaku kecurangan," jelasnya.

Menurut Huda, praktik mengurangi volume Minyakita sangat merugikan konsumen, terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Sebab, kelompok ini membutuhkan pasokan Minyakita untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk penggunaan pribadi maupun usaha. Niatnya untung, ternyata malah buntung. Karena ketika ada ketidaksesuaian volume, maka mereka harus membeli dengan jumlah yang lebih banyak dibandingkan yang seharusnya.

"Artinya, ada penghasilan yang mereka keluarkan lebih untuk membeli Minyakita sesuai dengan kebutuhan. Padahal, penghasilan tersebut bisa digunakan untuk membeli barang kebutuhan lainnya. Maka dari itu, daya beli masyarakat tidak optimal karena ada ketidaksesuaian volume Minyakita," jelas Huda.

Berdasarkan perhitungan Huda, untuk pembelian satu kemasan Minyakita 1 liter, konsumen menanggung kerugian sebesar Rp3.925. Hal ini mengacu pada HET Rp15.700 per liter atau 1.000 mililiter (ml), maka per mililiter adalah Rp15,7.

"Selisih Minyakita yang tidak sesuai adalah 250 ml, maka untuk setiap liternya, konsumen mengalami kerugian hingga Rp3.925," terangnya.

Sementara itu, apabila menggunakan rata-rata harga nasional Rp17.200 per liter, maka kerugian yang didapatkan masyarakat sebesar Rp4.300 per liter.

"Dengan kebutuhan mencapai 170 ribu ton per bulan, pemburu rente mendapatkan keuntungan sebesar Rp667,25 miliar-Rp731 miliar setiap bulannya," jelasnya.

Oleh sebab itu, Huda mendorong agar pemerintah menghitung ulang biaya produksi yang harus ditanggung produsen sebelum menetapkan HET. Selain itu, pengawasan juga harus diperketat dari hulu hingga hilir.

"Pembiayaan produksi Minyakita perlu disederhanakan kembali melalui perubahan aturan. Kemudian, pengawasan dilakukan di tingkat produsen, distributor, hingga ke pengecer," pungkasnya.

(pta)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER