Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita mengatakan apabila rupiah melemah dan dolar menguat, maka akan menguntungkan bagi eksportir.
"Kelebihannya ya bagi eksportir lah, pasti senang lah. Kalau dolar menguat, rupiah melemah mereka akan mendapatkan kelebihan keuntungan. Walaupun mungkin volume barang yang diekspor itu sama," kata Ronny.
Pelemahan rupiah juga dinilai akan menguntungkan bagi investor. Sebab, nilai investasinya di Indonesia akan jadi lebih kecil karena mata uang Garuda yang murah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi lebih murah berinvestasi di Indonesia, harga saham di pasar modal juga kan dibanderolnya pakai rupiah, mereka datang pakai dolar, lalu saat dikonversikan kan rupiahnya jauh lebih banyak, sehingga bisa mendapatkan saham yang jauh lebih banyak, surat utang yang jauh lebih banyak, dan lain-lain gitu," terangnya.
Sementara kerugian apabila rupiah melemah adalah harga barang yang akan makin mahal, terutama yang berorientasi impor. Kondisi ini akan mendorong inflasi makin besar di tengah pelemahan daya beli yang tak kunjung pulih.
"Cuma ya yang jelas ini akan mengalami inflasi barang-barang yang mempunyai bahan baku impor, bahan setengah jadi impor, atau bahan pembantu impor itu akan berpengaruh terhadap harganya," jelas Ronny.
Selain itu, pembayaran bunga utang dan utang luar negeri yang berbasis mata uang dolar AS bakal makin mahal.
Lukman melihat satu-satunya cara yang bisa dilakukan pemerintah adalah mendukung Bank Indonesia (BI) meredam tekanan lebih dalam terhadap rupiah. Sembari pemerintah juga menjaga belanja agar APBN tak makin boncos.
"Untuk saat ini mungkin tidak banyak. BI mesti terus intervensi. Pemerintah harus menjaga pengeluaran dan menjaga defisit," kata Lukman.
Senada, Ariston melihat memang BI harus segera bertindak sembari pemerintah juga mengembalikan kepercayaan investor yang 'was-was' akibat kebijakan pemerintah saat ini.
"Kalau jangka pendek, BI harus intervensi dan mungkin mengubah kebijakan moneternya untuk sementara menahan laju pelemahan rupiah. Pemerintah meningkatkan kepercayaan investor dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang pro investor, kebijakan yang meningkatkan suplai dollar di dalam negeri," ujar Ariston.
Apabila tidak ada tindakan meredam pasar, maka Ariston melihat pelemahan rupiah bisa terus berlanjut lebih jauh ke level Rp16.700 sampai Rp16.800 per dolar AS.