Cerita Singkong dan Busana Muslim RI Mendunia Berkat Digitalisasi

Feby Febrina Nadeak | CNN Indonesia
Kamis, 27 Mar 2025 14:31 WIB
Sejumlah pelaku UMKM mengaku digitalisasi membuat mereka lebih mudah dalam menjalankan usaha mereka. Beberapa bahkan bisa menjual produk ke luar negeri.
Shopee melaksanakan segudang program untuk membantu UMKM berkembang dan bahkan bisa go international. (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI).

Head of Public Affairs Shopee Indonesia, Radynal Nataprawira mengatakan pihaknya memang terus berupaya mendukung perluasan ekspor produk UMKM.

Salah satunya lewat Program Shopee Ekspor. Tercatat lebih dari 50 juta produk UMKM telah dipasarkan ke berbagai destinasi di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin sejak 2019.

"Kita kan ada jaringan di tujuh negara di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin. Misalnya Brasil ternyata suka batik kita. Jadi kalau ke Rio de Janeiro lihat orang pakai batik. Nah, itu pasti beli di Shopee," katanya di sela-sela acara 'Anak Muda Bisa Ekspor' yang diselenggarakan Shopee dan Kementerian UMKM, Februari lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam kesempatan itu terpisah, Radynal melalui pernyatannya kepada CNNIndonesia.com mengatakan dengan Program Ekspor Shopee, pihaknya bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk pemerintah dan mitra strategis untuk memastikan produk lokal dapat menjangkau pasar global.

"Kerja sama ini menjadi milestone penting untuk membantu lebih banyak lagi produk UMKM Indonesia agar bisa dibeli oleh pembeli Shopee di luar negeri," katanya.

Lebih lanjut, Radynal mengatakan jumlah produk lokal yang telah diekspor meningkat setiap tahunnya. Bahkan peningkatannya hampir 50 persen pada 2024 dibandingkan 2023.

Kategori produk ekspor yang menjadi andalan di antaranya busana muslim, pakaian perempuan, serta pakaian anak dan bayi.

Tak hanya Program Ekspor Shopee, sambungnya, Shopee juga memiliki Program Sukses UMKM Baru yang membantu pedagang berkembang di era digital.

Lewat program itu, Shopee memberikan kurikulum lengkap bagi UMKM baru secara gratis sehingga mereka bisa memulai dan mengembangkan bisnis mereka dengan lebih mudah.

"Program Sukses UMKM Baru kami hadirkan untuk mendukung akselerasi digitalisasi UMKM di Indonesia. Pengusaha UMKM dapat memanfaatkan program ini untuk mulai merintis toko online mereka dan meningkatkan kapasitas bisnis secara langsung, dengan lebih mudah. Kami harap insentif baru dari Program Sukses UMKM Baru bisa mempermudah pengusaha UMKM beradaptasi dan tumbuh bersama melalui platform digital," kata Radynal.

Peran UMKM memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Bagaimana tidak, 64 juta UMKM di Tanah Air mewakili 99 persen dari total kegiatan bisnis. UMKM bahkan menyerap 97 persen lapangan kerja dan menyumbang 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Maka tak heran, UMKM jadi perhatian Presiden Prabowo Subianto. Ia bahkan memerintahkan Menteri UMKM Maman Abdurrahman membuat usaha 'wong cilik' naik kelas selama masa pemerintahannya.

"Kami akan dorong UMKM naik kelas dan terjadi supply chain antara industri kecil, menengah, dan besar," kata Maman usai pelantikan Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Oktober lalu.

Karena itu, Maman meminta pengusaha UMKM untuk mengadopsi teknologi digital agar lebih produktif dan berdaya saing tinggi. Dengan begitu, UMKM bisa berpartisipasi di pasar global.

Ia mengatakan kehadiran marketplace tidak bisa dihindari oleh UMKM. Justru sebaliknya, UMKM harus memanfaatkannya secara optimal.

"Suka atau tidak suka, ini adalah realitas yang tidak bisa kita bendung. Yang bisa kita lakukan adalah beradaptasi. Maka dari itu selain UMKM punya toko, kita juga mendorong masuk ke dalam media digital dalam rangka menambah omset penjualan," kata Maman alam Launching Logo Kementerian UMKM di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Januari lalu.

Pengamat bisnis dan investasi DK Consulting Djoko Kurniawan mengatakan digitalisasi lewat marketplace seperti Shopee memang bisa membantu UMKM untuk naik kelas. Hal itu dikarenakan ketika UMKM mulai masuk ke Shopee, akan banyak pelatihan yang bisa diikuti oleh UMKM.

"Jadi tergantung apakah pebisnis UMKM mau memanfaatkan fasilitas tersebut atau tidak," katanya.

Namun, ia mengatakan memang masih ada UMKM yang terkendala masuk digitalisasi. Setidaknya ada tiga penyebabnya.

Pertama, kurang keberanian untuk mulai melangkah menuju ke digitalisasi. Kedua, kurang melek teknologi.

"Ketiga tidak memiliki mentor atau komunitas yang mendorong mereka untuk melangkah menuju digitalisasi," katanya.

*Tulisan ini dibuat dalam rangka Apresiasi Jurnalistik 'UMKM Paten' Shopee dan Kementerian UMKM RI mengangkat tema "Optimalisasi Platform Digital Memperkuat Pasar UMKM".

(agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER