Situasi tersebut pun memaksa investor mengarahkan uang ke aset safe haven. Emas melonjak ke rekor baru pada Rabu di atas US$3.160 per troy ounce. Emas, yang bertahan di atas US$3.100 per troy ounce pada Kamis, naik 19% pada tahun ini dan baru saja mencatat kuartal terbaiknya sejak 1986.
Indeks Volatilitas Cboe, atau VIX, pada Wall Street melonjak 39,6% pada Kamis (3/4). Fear and Greed Index milik CNN juga merosot ke level terendah tahun ini karena kecemasan tarif mencengkeram investor dengan nilai "ketakutan yang ekstrem."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Analisis dari JP Morgan menilai kebijakan tarif baru pemerintah Donald Trump bisa menyebabkan perekonomian Amerika Serikat dan global jatuh ke jurang resesi pada 2025.
JP Morgan mencatat bahwa tarif akan menaikkan pajak dari warga Amerika sebesar $660 miliar per tahun, kenaikan pajak terbesar dalam sejarah.
Hal itu juga akan menyebabkan harga melonjak, serta menambah 2% pada Indeks Harga Konsumen -- ukuran inflasi AS yang dalam beberapa tahun terakhir sukar untuk dikembalikan ke nilai normal.
"Dampaknya pada inflasi akan sangat berpengaruh," kata para analis. "Kami melihat implementasi penuh dari kebijakan ini sebagai guncangan ekonomi makro yang substansial."
Di sisi lain, Presiden Donald Trump cuek akan reaksi pasar terhadap pengumuman tarifnya di Gedung Putih. Ia bahkan menilai semuanya berjalan dengan sangat baik.
"Saya pikir ini berjalan dengan sangat baik," kata Trump di South Lawn. "Pasar akan melonjak, saham akan melonjak, negara akan melonjak,"
"Dan seluruh dunia ingin melihat apakah ada cara agar mereka dapat membuat kesepakatan, mereka telah memanfaatkan kita selama bertahun-tahun, selama bertahun-tahun kita berada di sisi yang salah, dan saya katakan, saya pikir itu akan menjadi hal yang luar biasa." lanjutnya.
Senada, Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mencoba menenangkan kekhawatiran investor tentang dampak keputusan Presiden Donald Trump.
"Kepada siapa pun di Wall Street pagi ini, saya akan mengatakan percayalah pada Presiden Trump," kata Leavitt. "Ini adalah presiden yang menggandakan formula ekonominya yang telah terbukti dari masa jabatan pertamanya."
(end)