Update Terbaru RI Lobi Tarif AS hingga Tekstil Cs Digetok 47 Persen

CNN Indonesia
Senin, 21 Apr 2025 14:37 WIB
Trump menetapkan tarif 32 persen atas produk asal Indonesia meski ditangguhkan 90 hari. Saat ini pemerintah RI melobi agar besaran pungutan diturunkan.
Belum Deal Besaran Tarif Tapi Tekstil Cs Sudah Dipungut 47 Persen. (Foto: Tangkapan Layar Youtube PerekonomianRI)

4. RI tawarkan 'menu' tekan tarif AS, termasuk tambah impor pangan dan migas

Di sela-sela upaya negosiasi tersebut, Airlangga Cs membeberkan update dari Washington DC. Ia menyebut Indonesia menawarkan berbagai 'menu', termasuk menambah impor pangan dan migas demi menekan besaran tarif resiprokal.

Ia merinci tambahan impor pangan itu akan dilakukan untuk komoditas gandum, kacang kedelai, dan susu kacang kedelai.

"Kita hanya melakukan pengalihan daripada impor bahan baku untuk pangan tersebut," katanya dalam Konferensi Pers Online dari AS, Jumat (18/4) waktu Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sang menko mengatakan selama ini Indonesia memang mengimpor tiga komoditas pangan tersebut, tapi tak cuma dari Amerika. Ada juga dari Australia, Ukraina, dan beberapa negara lain.

Di lain sisi, Indonesia menawarkan peningkatan pembelian komoditas energi dari AS. Tambahan impor tersebut mencakup LPG, minyak mentah, dan BBM.

"Dan juga Indonesia akan meningkatkan pembelian (impor) barang-barang modal dari Amerika. Kemudian, Indonesia juga memfasilitasi perusahaan-perusahaan AS yang selama ini beroperasi di Indonesia dan tentunya ada hal-hal terkait perizinan dan insentif yang dapat diberikan," bebernya.

"Indonesia juga menawarkan kerja sama terkait mineral strategis atau critical minerals dan juga mempermudah prosedur impor untuk produk-produk, termasuk hortikultura dari Amerika," sambung Airlangga.

5. Komoditas tekstil Cs RI sudah terimbas tarif 47 persen dan bedanya dengan tarif resiprokal 32 persen

Indonesia tak cuma memberi sederet 'menu' untuk AS. Ada juga permintaan agar AS menurunkan tarif sejumlah komoditas ekspor utama Tanah Air, yakni tekstil, garmen, alas kaki, furnitur, dan udang.

Airlangga berharap Indonesia mendapatkan penurunan tarif untuk komoditas penting tersebut. Terlebih, di masa penundaan tarif resiprokal ini diberlakukan tarif universal sebesar 10 persen.

Pada akhirnya, tekstil dan barang-barang tersebut mendapatkan beban tarif lebih tinggi. Menko Airlangga menyebut dampaknya membuat tarif tekstil Cs milik Indonesia lebih tinggi dari negara-negara ASEAN, bahkan Asia.

"Dengan berlakunya tarif (universal dalam masa penundaan tarif resiprokal) selama 90 hari untuk 10 persen, maka tarif rata-rata yang untuk khusus di tekstil garmen ini kan antara 10 persen-37 persen, maka dengan diberlakukannya 10 persen tambahan tarifnya itu menjadi 10 ditambah 10 ataupun 37 ditambah 10 (persen)," jelasnya dalam Konferensi Pers.

Ini membuat rentang tarif yang berlaku selama masa penundaan 90 hari untuk produk tekstil, garmen, alas kaki, furnitur, dan udang dari Indonesia sekarang naik menjadi 20 persen-47 persen. Airlangga menegaskan ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah.

Menurutnya, biaya ekspor untuk komoditas tekstil sampai udang akan bengkak. Tambahan biaya atau tarif universal 10 persen tersebut bahkan menjadi perdebatan antara importir dan eksportir.

"Tambahan biaya itu diminta oleh pembeli (importir) agar di-sharing dengan Indonesia (eksportir), bukan pembelinya saja yang membayar," ungkap Airlangga.

Di lain sisi, belum ada keputusan resmi terkait nasib tarif resiprokal 32 persen yang dibebankan untuk Indonesia. Prosesnya masih dalam perundingan teknis yang akan ditempuh kedua negara dalam 60 hari mendatang.

Tarif resiprokal 32 persen dengan tarif 47 persen merupakan dua hal berbeda. Komoditas tekstil, garmen, alas kaki, furnitur, dan udang sudah merasakan beban yang lebih besar sampai 47 persen karena adanya tambahan tarif universal 10 persen selama penundaan tarif resiprokal dalam 90 hari.

6. Nasib tarif 32 persen untuk Indonesia ditentukan dalam 60 hari

Menko Airlangga Hartarto menegaskan Indonesia dan Amerika sepakat untuk menyelesaikan masalah tarif resiprokal 32 persen dalam 60 hari. Nantinya, delegasi Indonesia akan bertemu tim teknis dari Kemendag AS sampai USTR.

Ia menyebut kerangka atau framework acuan dalam negosiasi kedua negara sudah disepakati. Bahkan, format sampai cakupan rencana kerja samanya pun telah diputuskan.

"Scoping-nya termasuk kemitraan perdagangan investasi, mineral penting, dan juga terkait reliabilitas dari koridor rantai pasok yang mempunyai resiliensi tinggi. Hasil-hasil pertemuan tersebut akan ditindaklanjuti dengan berbagai pertemuan, bisa satu, dua, atau tiga putaran," tutur Airlangga.

"Kami berharap dalam 60 hari kerangka tersebut bisa ditindaklanjuti dalam bentuk format perjanjian yang akan disetujui antara Indonesia dan Amerika Serikat," harapnya.

Kedua belah pihak disebut sepakat mendorong dialog dalam waktu secepat-cepatnya demi mencapai kesepakatan. Jika hasilnya bisa diputuskan dalam 60 hari, Indonesia masih punya waktu 30 hari dari masa penundaan atau pause untuk implementasi kesepakatan tersebut.

(skt/pta)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER