Kritik Keras Sri Mulyani ke WTO Zaman Now: Sangat Kurang Berfungsi

CNN Indonesia
Rabu, 18 Jun 2025 12:27 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut WTO sekarang sangat tidak berguna karena tidak bisa mewadahi kepentingan semua negara. ( REUTERS/Hasnoor Hussain).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sangat tidak berguna di era sekarang.

"Banyak negara yang masih berharap, harusnya kalau ada dispute, 'We have to settle it di WTO', tapi WTO sekarang tidak atau sangat kurang berfungsi," katanya dalam CNBC Economic Update 2025 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (18/6).

"Hari ini negara-negara besar tidak mempercayai lembaga multilateral (WTO, WHO, dll) karena merasa tidak terwadahi interest-nya. Sehingga negara-negara yang kuat merasa, 'That I have to solve my own problem, without using those multilateral institution'," tegas Sri Mulyani.

Wanita yang akrab disapa Ani itu menekankan saat ini eranya bergeser ke unilateral. Ini utamanya terjadi imbas Amerika Serikat (AS) yang selalu merasa sebagai korban globalisasi. Padahal, WTO dan organisasi global lain awalnya dibentuk oleh AS bersama negara G7.

Ani menyinggung negara di dunia sekarang lebih memilih mengamankan kepentingan masing-masing. Ini yang akhirnya melanggengkan persaingan politik, ideologi, militer, keamanan, sampai ekonomi.

"Persaingan ini telah pada suatu titik yang dianggap bahwa kalau salah satu pihak menang, maka yang lain akan kalah. Situasi inilah yang mendasari yang kita sebut uncertainty," tuturnya.

"Coba kita lihat akhir-akhir ini, dalam dua bulan terakhir. Negara terbesar, Amerika Serikat, terkuat, ekonominya terbesar yang merasa menjadi victim dari globalisasi yang merupakan sistem yang diadvokasi oleh Amerika Serikat sendiri," sambung Ani.

Menkeu Sri Mulyani menyebut AS menganggap dirinya adalah pasar dunia. Namun, sektor manufaktur Negeri Paman Sam nyatanya sudah kalah saing. Ani menegaskan ada pergeseran industri manufaktur ke negara lain dengan upah yang lebih rendah.

Di lain sisi, sang Bendahara Negara menyinggung perseteruan dua negara besar di dunia. Ani menyebut sudah mulai ada kesepakatan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping untuk melakukan diskusi terkait perang tarif.

Ani menegaskan global belum tahu hasil diskusi kedua pimpinan negara tersebut. Kendati, ia menyoroti dua ketidakpastian yang lahir dari gejolak AS dan China.

Pertama, ketidakpastian terkait mekanisme diskusi kedua negara. Sedangkan yang kedua adalah apa saja poin-poin kesepakatan Trump dan Xi Jinping.

"Maka, kita akan terseret dengan ketidakpastian dari the two largest economy in the world," tandasnya.



(agt/agt)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK