Memburu Biang Kerok Kenaikan Harga Beras

CNN Indonesia
Kamis, 03 Jul 2025 07:40 WIB
BPS mencatat harga beras di tingkat penggilingan naik 2,5 persen secara bulanan dan 3,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni 2025.
BPS mencatat harga beras di tingkat penggilingan naik 2,5 persen secara bulanan dan 3,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni 2025. (CNN Indonesia/Safir Makki).
Jakarta, CNN Indonesia --

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras di tingkat penggilingan naik 2,5 persen secara bulanan (month-to-month/ mtm) dan 3,64 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Juni 2025.

Rata-rata harga beras mencapai Rp12.994 per kilogram (kg), dengan kualitas premium naik menjadi Rp13.268 dan beras medium menjadi Rp12.869 per kg.

Kenaikan harga juga terjadi di tingkat grosir sebesar 1,78 persen (mtm) dan 4,16 persen (yoy) menjadi Rp13.979 per kg, serta di tingkat eceran yang naik 1 persen (mtm) dan 3,38 persen (yoy) ke Rp14.967 per kg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyebut beras sebagai salah satu komoditas utama pendorong inflasi Juni, dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi bulanan yang tercatat sebesar 0,19 persen.

Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso menyebut kenaikan harga beras itu dipicu oleh sejumlah faktor di hulu.

"Panen raya sudah lewat. Produksi menurun sejak Mei dan pada Juni produksinya sedikit di bawah kebutuhan bulanan," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (2/7).

Sutarto menjelaskan dari surplus produksi selama enam bulan terakhir, sebanyak 2,6 juta ton gabah diserap pemerintah melalui pengadaan dalam negeri, sementara hanya 600 ribu ton yang beredar di masyarakat.

Kondisi ini diperparah dengan masih berlanjutnya pembelian pemerintah dari masyarakat, yang menurutnya seharusnya sudah mulai melepas cadangan.

Ia juga menyoroti ketidaksesuaian antara Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang naik menjadi Rp6.500 per kg dari sebelumnya Rp6.000, dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang belum disesuaikan.

"Kenaikan HPP tanpa penyesuaian HET tentu mendorong harga beras di penggilingan," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengaitkan kenaikan harga beras dengan siklus panen dan naiknya harga gabah di tingkat petani.

"Big harvest itu kan di bulan Maret-April. Begitu di bulan Mei-Juni, panennya turun. Kalau produksi turun, harga gabah naik. Kalau harga gabah naik, maka harga beras juga naik," ujar Arief saat ditemui di Kompleks Parlemen DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (1/7), melansir CNBC Indonesia.

Menurut Arief, pemerintah sebenarnya telah bersiap melakukan intervensi harga, namun terkendala pencairan anggaran.

"Kalau enggak ada duitnya mau pakai apa? Prosedurnya, kalau menurut BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), anggaran harus sudah ada baru bisa disalurkan," katanya.

Ia memastikan penyaluran bantuan akan dilakukan begitu dana tersedia. Sementara itu soal harga ke depan, Arief berharap kestabilan bisa terjaga di semua rantai pasok.

"Harga gabah yang wajar. Harga beras di penggilingan yang wajar. Harga beras di konsumen yang wajar. Jangan terlalu rendah di hulu, jangan terlalu rendah di hilir," ujar Arief.

[Gambas:Video CNN]



(del/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER