Cegah Kebocoran, Bahlil Akan Terapkan Kebijakan Satu Harga LPG 3 Kg
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bakal membuat kebijakan LPG 3 Kilogram (Kg) satu harga. Aturan dalam bentuk Peraturan Presiden (Perpres) pun tengah disusun.
Menurutnya, pengaturan ini dilakukan agar tak ada lagi permainan dalam penyaluran LPG subsidi, seperti manipulasi memindahkan dari tabung LPG 3Kg ke tabung nonsubsidi hingga harga jual ke masyarakat tinggi.
"Ini untuk LPG Perpresnya kami lagi bahas, kita akan merubah beberapa metode agar kebocoran ini tidak terjadi. Termasuk harga yang selama ini diberikan kepada daerah, ini ada kemungkinan nanti kita dalam pembahasan, dalam Perpres, kita tentukan aja satu harga supaya jangan ada gerakan tambahan di bawah," ujar Bahlil dalam Rapat Kerja Komisi XII, Rabu (2/7).
Menurut Bahlil, selama ini negara mengeluarkan anggaran yang sangat besar sekitar Rp80 triliun sampai Rp87 triliun per tahun untuk subsidi LPG 3 Kg agar masyarakat miskin bisa sedikit bernafas lega.
Namun, nyatanya di lapangan, yang menikmati LPG subsidi kebanyakan orang mampu. Selain itu, banyak penjual yang menetapkan harga tinggi sehingga tak jadi sejalan dengan niat pemerintah memberikan subsidi.
"Kalau harganya dinaikkan, dinaikkan, dinaikkan terus, antara harapan negara dengan apa yang terjadi tidak sinkron," jelasnya.
Tahun ini, pemerintah menetapkan proyeksi volume LPG subsidi sebanyak 8,17 juta metrik ton (MT) dalam APBN 2025. Lebih kecil dibandingkan realisasi 2024 yang sebesar 8,23 juta MT.
Hal ini membuat kemungkinan kuota LPG subsidi bakal jebol. Berdasarkan outlook Kementerian ESDM, bakal tembus 8,36 juta MT berdasarkan rata-rata penyaluran harian Januari-April 2025 per kabupaten/kota.