Daftar Perusahaan RI yang Kadung Deal dengan AS Demi Lobi Tarif Trump

CNN Indonesia
Rabu, 09 Jul 2025 19:47 WIB
Pemerintah mengaku mendorong MoU dengan AS diteken itu sebelum 7 Juli, tetapi mengklaim kesepakatan tersebut tetap dikembalikan ke para pengusaha. (Foto: REUTERS/Carlos Barria)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah perusahaan kadung menandatangani nota kesepahaman (MoU) bisnis dan investasi dengan Amerika Serikat (AS) demi melobi Presiden Donald Trump menurunkan tarif 32 persen terhadap produk impor Indonesia.

Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan kerja sama itu disepakati sebelum Trump mengumumkan Indonesia tetap dipukul tarif 32 persen. Keputusan Trump itu tertuang dalam surat yang dilayangkan kepada Presiden Prabowo Subianto tertanggal 7 Juli 2025.

"Dari sektor energi itu Pertamina. Dari sektor pertanian ini ada FKS Group. Kemudian dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) juga untuk cotton. Kemudian juga dari PT Sorini Agro Indonesia Asia Corporindo untuk corn; dan kemudian Asosiasi Produsen Tepung Indonesia untuk gandum," beber Haryo dalam Konferensi Pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (9/7).

"Untuk investasi sejauh ini saya bisa sebutkan dari Danantara, kemudian dari Indorama. Tapi kembali lagi dengan pihak apa dan berapa nominalnya itu kami belum bisa sampaikan," imbuhnya.

Haryo mengakui Pemerintah Indonesia mendorong MoU itu ditandatangani sebelum 7 Juli 2025. Meski begitu, ia mengklaim kesepakatan tersebut pada akhirnya tetap dikembalikan kepada para pengusaha.

Ia menegaskan MoU itu adalah ranah business to business (B2B), meski juga mengamini bahwa deal bisnis merupakan bagian dari pemanis yang ditawarkan ke AS untuk menekan tarif Trump.

Total investasi dan rencana impor yang diajukan Indonesia adalah US$34 miliar atau setara Rp551 triliun (asumsi kurs Rp16.206,38 per dolar AS). Padahal, defisit yang dicatatkan AS dari Indonesia hanya US$19 miliar.

"Mohon maaf karena ini business to business dan juga dari pihak Indonesia sendiri menyampaikan rekan bisnis di sana (pengusaha AS) kurang nyaman kalau disampaikan volume dan kegiatan lainnya. Karena beberapa juga masih dalam proses sehingga kami juga tidak bisa menyampaikan, bahkan kami masih menunggu kesepakatan dan data-data yang final," bebernya.

Meski begitu, Kemenko Perekonomian mengatakan rencana impor dan investasi Rp551 triliun itu tetap akan berjalan. Haryo bahkan mengungkapkan peluang tambahan nominal yang bakal ditawarkan Indonesia.

Ia menyebut saat ini Menko Airlangga Hartarto sedang menuju Amerika untuk menyampaikan sikap resmi Indonesia atas tarif 32 persen. Nantinya, ia dijadwalkan bertemu Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, Menteri Keuangan AS Scott Bessent, sampai Pejabat USTR Duta Besar Jamieson Greer.

"Dari yang kemarin disampaikan Pak Menko (tawaran impor dan investasi Rp551 triliun) tentu pada hari ini bisa berubah ya, berkurang ataupun bertambah ... Jika transaksi itu memang menguntungkan gitu ya, baik itu penawaran-penawaran government to government (G2G) maupun business to business (B2B), ya pantasnya kita tetap menjalankan," tandas Haryo.

(skt/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK