Harga Minyak Loyo Gara-gara Trump

CNN Indonesia
Kamis, 10 Jul 2025 11:18 WIB
Harga minyak dunia turun pada Kamis (10/7) setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan dan ancaman baru terkait serangan dagang ke sejumlah negara.
Harga minyak dunia turun pada Kamis (10/7) setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan kebijakan dan ancaman baru terkait serangan dagang ke sejumlah negara. ( iStock/zorazhuang).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia turun pada Kamis (10/7) setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan kebijakan dan ancaman baru terkait serangan dagang ke sejumlah negara termasuk Indonesia.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun 22 sen atau 0,31 persen menjadi US$69,97 per barel. Senada, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 27 sen atau 0,39 persen ke level US$68,11 per barel.

Trump melancarkan serangan dagang baru terhadap sejumlah negara. Negosiasi yang dijalankan sejumlah negara tidak menggoyahkan langkahnya untuk mengenakan tarif impor tinggi terhadap mitra dagang AS.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia misalnya, masih dihajar tarif 32 persen oleh Trump. Selain Indonesia, Brasil juga tak luput dari serangan.

Pada Rabu (9/7), Trump mengancam Brasil dengan tarif 50 persen atas ekspor ke AS, menyusul ketegangan publik dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.

Sebelumnya, Trump juga mengumumkan rencana pemberlakuan tarif pada tembaga, semikonduktor, dan produk farmasi, serta mengirim surat tarif ke Filipina, Irak, dan negara lainnya.

Hal tersebut setelah surat tarif yang sudah dikirim ke Korea Selatan, Jepang, dan sejumlah negara lainnya.

Kebijakan dagang Trump itu memicu kekhawatiran pasar atas bakal melemahnya prospek permintaan minyak. 

Alhasil, harga minyak loyo. Selain sentimen itu, minyak juga mendapatkan beban dari data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) yang menunjukkan persediaan minyak mentah di AS naik.

Namun tekanan itu terbendung oleh laporan JP Morgan bahwa rata-rata penerbangan global harian pada delapan hari pertama Juli mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, dengan aktivitas penerbangan di China menyentuh puncak lima bulan.

Aktivitas pelabuhan dan kargo juga menunjukkan ekspansi perdagangan yang berkelanjutan dibanding tahun lalu.

"Sejak awal tahun, pertumbuhan permintaan minyak global rata-rata mencapai 0,97 juta barel per hari, sesuai dengan proyeksi kami sebesar 1 juta barel per hari," tulis JP Morgan dalam catatan untuk klien.

Kenaikan permintaan itu sedikit membendung tekanan harga minyak imbas kekhawatiran pasar atas kebijakan dagang Trump.

[Gambas:Video CNN]



(ldy/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER