7 Industri Pencetak Banyak Lapangan Kerja Digeber Prabowo, Apa Saja?
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan ada 7 industri yang bakal digeber Presiden Prabowo Subianto demi menyerap tenaga kerja di Indonesia.
Ini diungkapkan saat dirinya mewakili pemerintah untuk menyampaikan tanggapan atas pandangan Fraksi DPR RI mengenai RUU Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan ΑΡΒΝ 2024. Sri Mulyani mencontohkan bagaimana sektor pengolahan atau manufaktur dan pertanian berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
"(Sektor manufaktur dan pertanian) memiliki kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Oleh karena itu, penguatan kedua sektor tersebut menjadi prioritas," tegasnya dalam Rapat Paripurna DPR RI ke-23 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2024-2025 di Jakarta Pusat, Selasa (15/7).
Sebagai tindak lanjut, Sri Mulyani menekankan pemerintah berkomitmen mengakselerasi investasi pada 7 industri yang diklaim strategis dan bernilai tambah tinggi.
Industri itu, pertama, pembuatan baterai kendaraan mobil listrik. Kedua, wanita yang akrab disapa Ani itu menekankan investasi juga akan diarahkan pada industri electric vehicle (EV).
Ketiga, investasi untuk industri kabel tembaga. Sedangkan yang keempat adalah aluminium. Kelima, investasi pada industri data center.
"Serta (keenam) industri yang menunjang energi serta (ketujuh) pangan," ungkap sang Bendahara Negara.
Menkeu Sri Mulyani juga sempat menyinggung soal permasalahan tenaga kerja. Ia memamerkan jumlah pengangguran di Indonesia yang turun ke level 4,91 persen pada Agustus 2024.
"Ini menggambarkan apabila APBN digunakan secara efektif, selektif, dan hati-hati kita akan terus mampu menjaga Indonesia dan terutama menjaga kelompok masyarakat yang paling rentan," klaim Ani.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) memang turun dari 4,82 persen di Februari 2024 menjadi 4,76 persen pada Februari 2025. Kendati demikian, jumlah pengangguran di Indonesia sebenarnya naik.
BPS mencatat ada tambahan pengangguran sebanyak 83.450 orang dibandingkan data Februari 2024 lalu. Ini terjadi imbas 153,05 juta orang yang berstatus angkatan kerja tidak seluruhnya terserap industri.
"Dari angkatan kerja tersebut, tidak semua terserap di pasar kerja. Sehingga terdapat jumlah orang yang menganggur sebanyak 7,28 juta orang," ucap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Konferensi Pers di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (5/5).
(skt/pta)