Zulhas Ungkap Biang Kerok Harga Beras Mahal

CNN Indonesia
Jumat, 18 Jul 2025 16:08 WIB
BPS mencatat harga beras naik di 178 kabupaten/kota pada minggu kedua Juli 2025. Mahalnya harga beras menjadi salah satu kontributor utama inflasi nasional.
BPS mencatat harga beras naik di 178 kabupaten/kota pada minggu kedua Juli 2025. Mahalnya harga beras menjadi salah satu kontributor utama inflasi nasional. (Foto: ANTARA FOTO/FAUZAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut kenaikan harga beras di sejumlah wilayah masih dipengaruhi siklus panen dan distribusi.

Ia menjelaskan saat ini belum masuk masa panen raya, sehingga pasokan dari petani masih terbatas di pasaran.

"Kan kalau ada musim panen, (kalau) kemarin panen raya kan. Mulai Maret, April, ini masih belum, bulan depan panen raya lagi. Agustus panen raya lagi, Agustus panen raya lagi. Harus begitu, ya kan," ujar Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Pos Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (18/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menstabilkan harga, pemerintah melalui Perum Bulog telah menggencarkan operasi pasar menggunakan stok beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Zulhas mengatakan sebanyak 1,3 juta ton beras SPHP telah digelontorkan ke pasar sejak awal tahun.

"Melakukan operasi pasar, karena ada beberapa daerah yang harganya naik, maka dilakukan operasi pasar oleh Bulog dengan SPHP sebanyak 1,3 juta ton. 1,3 juta ton," jelas Zulhas.

Ia merinci harga beras SPHP dilepas ke pasar dengan rata-rata Rp62.500 per kemasan 5 kilogram (kg). Dengan demikian, harga per kg sekitar Rp12.500.

Harga ini dinilai masih kompetitif, terutama untuk wilayah Indonesia bagian timur yang mengalami tambahan biaya distribusi.

"Mudah-mudahan ini bisa membantu menstabilkan harga yang di beberapa tempat ada kenaikan," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras naik di 178 kabupaten/kota pada minggu kedua Juli 2025 dan menjadi salah satu kontributor utama inflasi nasional.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyebutkan lonjakan paling terasa terjadi di zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi) dan zona 2 (Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan, NTT).

Harga beras di zona 1 naik 1,52 persen menjadi Rp14.427 per kg, masih dalam rentang Harga Eceran Tertinggi (HET) nasional Rp12.500-Rp14.900 per kg. Sementara itu, harga di zona 2 naik 0,90 persen menjadi Rp15.431 per kg, sedikit di atas HET sebesar Rp15.400.

Zona 3 yang meliputi Maluku dan Papua mencatat tren berbeda, dengan rata-rata harga beras sebesar Rp19.791 per kg, jauh di atas HET Rp16.800. Namun, zona ini mengalami penurunan harga tipis 0,03 persen dibanding bulan sebelumnya.

[Gambas:Video CNN]

(del/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER