Pengenaan tarif impor Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah negara diprediksi membuat produk China membanjir di Indonesia.
Head of Corporate Banking UOB Edwin Kadir mengungkapkan pemberlakuan tarif akan menurunkan daya saing produk China di Negeri Paman Sam. Imbasnya, Beijing akan mencari pasar alternatif baru yang bisa menyerap produknya.
"Indonesia menjadi salah satu target utama karena dianggap menjanjikan sebagai lokasi distribusi produk massal," ujar Edwin dalam diskusi UOB Media Editor Circle, Selasa (22/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perkembangan negosiasi terbaru, AS menetapkan tarif impor terhadap produk China sebesar 30 persen, setelah sempat mencapai 145 persen.
Melihat hal itu, Edwin mendukung beragam program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dan mendorong penciptaan lapangan kerja di dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia bisa meningkatkan daya saingnya di negeri sendiri.
Menurut Edwin, saat ini banyak perusahaan China yang melirik untuk menjadikan Indonesia sebagai bagian dari rantai produksinya.
"Salah satu pilihan paling ideal adalah membangun pabrik di Indonesia untuk mengurangi beban transportasi dan mencapai efisiensi," jelasnya.
Senada, Wakil Ketua Umum Bidang Analisis Kebijakan Makro-Mikro Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (AS) Aviliani juga mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai efek dari respons negara lain terhadap tarif impor yang dikenakan AS.
"Perhatikan dampak dari negara lain dalam negara lain dalam menyikapi tarif. China, tarifnya tinggi, akan menjadi menjadikan Indonesia pasar," ujarnya.
Dalam diskusi yang sama, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengungkapkan pemberlakuan tarif impor timbal balik AS sendiri akan berlaku Agustus.
Bagi Indonesia, tarif 19 persen baru berlaku pada awal Agustus, setelah ada pernyataan kesepakatan bersama antara pemerintah kedua negara.
"Minggu ini masih ada negosiasi, sebelum ada joint statement tarif yang berlaku MFN plus baseline 10 persen," ujar Susiwijono.
(sfr)