Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) mengisyaratkan akan mengevaluasi komposisi tenant makanan dan minuman (food and beverage/F&B) di pusat perbelanjaan.
Tujuannya bukan untuk mengurangi jumlah tenant F&B, melainkan menata kembali agar tidak mendominasi isi mal.
Evaluasi mereka harapkan bisa menciptakan kunjungan yang lebih merata sepanjang hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Umum APPBI Alphonsus Widjaja menjelaskan terlalu banyak tenant F&B justru berisiko membuat pusat perbelanjaan hanya ramai di jam-jam makan siang dan malam.
Padahal, idealnya, pengunjung datang sejak mal buka pukul 10.00 hingga tutup pukul 22.00.
"Enggak, bukan dikurangi (jumlah tenantnya). Jadi maksudnya, memang kan yang mendukung keberlangsungan usaha itu kan salah satunya makanan dan minuman. Tetapi tetap harus ada keseimbangan. Enggak bisa juga kategori makanan dan minumannya terlalu banyak," kata Alphonsus.
Ia mencontohkan restoran cenderung menarik kunjungan hanya pada waktu makan siang dan malam, sedangkan pengelola mal berharap aktivitas pengunjung berlangsung sepanjang hari.
Untuk itu, diperlukan proporsi tenant yang lebih beragam agar aktivitas pengunjung tidak terpusat pada waktu-waktu tertentu saja.
"Memang kategori makanan dan minuman yang lebih stabil. Tetapi tidak bisa juga terlalu banyak makanan dan minuman karena harus seimbang, begitu. Alasannya itu, bukan dikurangi. Harus menjaga keseimbangan lah," ujarnya.
Menurut Alphonsus, konsep pusat perbelanjaan tetap berfokus sebagai tempat berbelanja, namun harus ditunjang dengan pengalaman menyeluruh (experience and journey), salah satunya melalui kehadiran tenant makanan dan minuman yang proporsional.
(del/agt)