3.200 Buruh Boeing Ancam Mogok Massal Usai Tolak Tawaran Kontrak Baru

CNN Indonesia
Senin, 28 Jul 2025 18:48 WIB
Boeing menawarkan perpanjangan kontrak baru dengan kenaikan upah 20 persen, bonus dan waktu libur dan cuti lebih banyak, tetapi ditolak para pekerja.
Boeing menawarkan perpanjangan kontrak baru dengan kenaikan upah 20 persen, bonus dan waktu libur dan cuti lebih banyak, tetapi ditolak para pekerja. (Foto: AFP/LOGAN CYRUS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lebih dari 3.200 buruh Boeing mengancam mogok kerja massal usai menolak tawaran kontrak baru yang ditawarkan perusahaan.

Kontrak para pekerja perusahaan Amerika Serikat (AS) itu berakhir pada Minggu (27/7). Boeing Co lalu menawarkan perpanjangan kontrak dengan kenaikan upah 20 persen dalam 4 tahun, bonus ratifikasi sebesar US$5.000, serta lebih banyak waktu liburan dan cuti sakit, tetapi ditolak para pekerja.

Serikat Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional (IAM) menuturkan mayoritas buruh yang tergabung di Distrik 837 menolak kontrak tersebut. Namun, belum ada penjelasan spesifik terkait alasan penolakan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Proposal dari Boeing Defense gagal memenuhi prioritas dan pengorbanan para pekerja terampil Serikat IAM," kata serikat IAM dikutip Reuters, Minggu (28/7).

Para buruh pembuat jet tempur AS itu mengatakan kontrak baru yang ditawarkan tidak memenuhi prioritas dan pengorbanan mereka. Jika benar terjadi mogok massal, ini dipastikan mengganggu operasional 3 pabrik Boeing di wilayah St. Louis.

Akan tetapi, serikat buruh Boeing memutuskan menunda mogok massal selama seminggu ke depan hingga 4 Agustus 2025. Ini seiring dengan masa tenang yang mereka gelar.

Wakil presiden Boeing Air Dominance sekaligus Eksekutif Senior St. Louis Site mengatakan manajemen kecewa karena karyawan Boeing menolak 'tawaran kontrak termahal' yang pernah diberikan perusahaan kepada IAM, serta mengklaim telah memenuhi semua prioritas pekerja.

"Kami telah mengaktifkan rencana kontingensi dan fokus mempersiapkan mogok kerja. Tidak ada pembicaraan yang dijadwalkan dengan serikat pekerja," tambah Gillian.

Mogok kerja bukan kali pertama terjadi di Boeing. Pada musim gugur lalu, perusahaan sampai menawarkan kenaikan upah 38 persen selama 4 tahun untuk mengakhiri mogok kerja 53 hari dari 33 ribu buruh di sektor pesawat penumpang.

(skt/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER