Bos Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy mengungkapkan saat ini ada lebih dari 1 miliar orang kelaparan di dunia.
Rachmat menyebut tingkat orang-orang yang kelaparan belum sebanyak itu ketika Millenium Development Goals (MDGs) disepakati dunia. Akan tetapi, sekarang jumlahnya semakin bertambah banyak.
"Ketika kita mencanangkan Millennium Development Goals, ada 850 juta orang kelaparan. Saat ini, tercatat lebih 1 miliar orang kelaparan," ungkap Rachmat dalam Filantropi Festival 2025 di Kantor Bappenas, Jakarta Pusat, Senin (4/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menegaskan masalah kelaparan tersebut menjadi salah satu fokus Presiden Prabowo Subianto. Rachmat menyebut itu tercermin setidaknya dalam program-program Prabowo dalam satu tahun ke depan.
Kendati demikian, Rachmat menegaskan pemerintah tak bisa bergerak sendiri. Ia mengajak peran dan inisiatif para filantropis untuk membangun Indonesia.
"Ini saja (masalah kelaparan) kita atasi, dampaknya sudah dahsyat sekali. Jadi, program Presiden Prabowo dalam waktu satu tahun ke depan berkaitan erat dengan apa yang dilakukan para filantropis kita. Mengatasi lapar dan kelaparan, mengatasi persoalan kesehatan, mengatasi persoalan pendidikan dasar, bahkan mengatasi persoalan-persoalan yang paling mendasar yaitu air bersih," tuturnya.
Bos Bappenas itu mengatakan pemerintahan masing-masing negara sanggup mengatasi masalah yang muncul ketika penduduk dunia masih di kisaran 5 miliar jiwa. Namun, ia mengklaim negara tidak lagi mampu mengatasinya sendirian ketika penduduk dunia tembus 8 miliar hingga 10 miliar.
Ia kemudian membuat simulasi perhitungan dana yang bisa dihimpun dari kegiatan filantropi, baik di level pengusaha hingga yang sifatnya keagamaan. Total potensi yang bisa dikumpulkan adalah lebih dari Rp600 triliun.
"Pak Prabowo bilang, Pak Presiden kita mengatakan, hentikan keserakahan yang berlebihan! Begitu keserakahan itu berhenti, maka kita akan kuat membangun Indonesia," kata Rachmat.
"Hentikan hal-hal yang sifatnya destruktif. Hentikan hal-hal sifatnya yang mengganggu pikiran-pikiran kita. Lakukan dengan program yang dilakukan oleh asosiasi filantropi ini," pesannya.
Sementara itu, Ketua Dewan Penasihat Perhimpunan Filantropi Indonesia (PFI) Franciscus Welirang berjanji membantu pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Salah satu yang menjadi sorotan para filantropis adalah pengentasan kemiskinan di tanah air.
Pria yang akrab disapa Franky itu menegaskan aktivitas filantropi tidak bisa berdiri sendiri. Ia menekankan pentingnya sinergi yang kuat antara kebijakan publik dan inisiatif sektor filantropi.
"(Filantropis akan membantu) berbagai agenda prioritas pembangunan lainnya, antara lain pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan, penguatan layanan kesehatan, mitigasi perubahan iklim, pemberdayaan ekonomi, serta penguatan masyarakat sipil dan tata kelola yang inklusif. Ini bagian dari Asta Cita," tegas pria yang juga menjabat sebagai Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk itu.
(skt/pta)