CEO Nvidia Jensen Huang naik drastis dari peringkat 10 ke 6 dalam waktu sebulan setelah saham perusahaannya melonjak 14 persen. Nilai kekayaannya bertambah US$17 miliar atau setara Rp278,58 triliun dan kini mendekati US$155 miliar, menjadikannya tokoh kunci dalam era AI.
Huang mendirikan Nvidia pada 1993 dan telah memimpin perusahaan tersebut sejak awal. Di bawah kepemimpinannya, Nvidia bertransformasi dari produsen chip grafis menjadi pionir chip AI yang kini digunakan di berbagai industri.
Kekayaan Sergey Brin bertambah sekitar US$11,3 miliar atau Rp185,18 triliun berkat naiknya saham Alphabet. Sama seperti Larry Page, Brin turut menikmati dampak positif dari perkembangan bisnis Google dan AI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai salah satu pendiri Google, Brin sempat pensiun dari aktivitas harian perusahaan namun kembali terlibat dalam pengembangan AI, termasuk proyek chatbot Gemini. Ia kini duduk di dewan direksi Alphabet dan tetap menjadi pemegang saham utama.
Steve Ballmer menambah sekitar US$7,5 miliar atau Rp122,92 triliun ke kekayaannya selama Juli, didorong oleh kenaikan harga saham Microsoft yang ia miliki. Sejak pensiun dari posisi CEO Microsoft pada 2014, Ballmer memilih mempertahankan sahamnya di perusahaan tersebut.
Ballmer juga dikenal sebagai pemilik tim NBA Los Angeles Clippers, yang kini bermain di arena baru, Intuit Dome, yang dibuka pada Agustus 2024. Ia merupakan salah satu tokoh teknologi yang sukses mengalihkan kekayaan ke bidang olahraga.
Investor legendaris Warren Buffett kehilangan sekitar US$2,2 miliar atau Rp36,05 triliun dalam sebulan akibat penurunan kecil saham Berkshire Hathaway. Ia juga turun dari posisi ke-6 ke posisi ke-9 dalam daftar orang terkaya dunia.
Meski begitu, Buffett masih menjalankan perusahaan investasinya dan telah mengumumkan akan pensiun sebagai CEO di akhir 2025. Ia juga dikenal karena komitmennya untuk menyumbangkan sebagian besar kekayaannya melalui inisiatif Giving Pledge.
Bos LVMH Bernard Arnault mengalami kenaikan kekayaan sekitar US$4,5 miliar atau setara Rp73,74 triliun berkat kenaikan saham perusahaannya sekitar 6 persen. Namun, kenaikan ini tidak cukup untuk mempertahankannya di posisi 9, ia kini turun ke posisi 10.
Arnault memimpin kerajaan barang mewah terbesar di dunia, dengan merek-merek seperti Louis Vuitton, Christian Dior, Sephora, dan Tiffany & Co. Semua anak-anaknya terlibat dalam bisnis keluarga, memperkuat posisi Arnault sebagai pemimpin bisnis keluarga terkuat di industri mode global.
(del/sfr)