Sekitar 400 pusat perbelanjaan alias mal di bawah Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) akan "memerangi" rombongan jarang beli (rojali) dengan diskon gede-gedean menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia.
Ketua Umum APPBI Alphonsus Widjaja mengatakan ratusan mal itu akan menebar diskon lewat gelaran Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025. Acara ini dilaksanakan di 14 daerah.
"Rojali dan rohana (rombongan hanya nanya) ini tidak perlu dikhawatirkan, nanti akan berkurang otomatis secara tidak langsung dengan acara ISF ini," kata Alphonsus pada jumpa pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Rabu (6/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ISF merupakan agenda tahunan yang digelar dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan RI. Acara akan dibuka 14 Agustus di Lippo Mall Nusantara, Jakarta dan ditutup di Summarecon Mall Serpong, Tangerang pada 28 Agustus.
Lihat Juga : |
Para pengusaha mal bakal menebar potongan harga hingga 80 persen. Mereka juga akan menggelar undian dengan hadiah utama mobil listrik.
Alphonsus berkata ISF ditargetkan menciptakan transaksi belanja hingga Rp23,3 triliun. Acara ini diharapkan menjadi pelecut pendapatan mal di saat musim sepi (low season) kedua yang biasa berlangsung pertengahan hingga akhir tahun.
Ia bercerita pusat perbelanjaan memang diterpa pertumbuhan pengunjung yang rendah. Hingga Juli 2025, pertumbuhan kunjungan tercatat baru sekitar 10 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
"Sebetulnya tidak sesuai target, jadi targetnya kita memang kan 20 persenlah kurang lebih, 20-30 persen begitu, tapi kan sekarang hanya tercapai 10 persen," katanya.
Alphonsus menjelaskan fenomena rojali dan rohana bukan hal baru karena fungsi pusat perbelanjaan telah bergeser menjadi ruang publik multifungsi. Banyak pengunjung datang ke mal bukan untuk belanja, melainkan sekadar bersosialisasi atau menikmati suasana.
Alphonsus juga merespons kesepakatan dagang Indonesia dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak berpengaruh langsung terhadap operasional pusat belanja dalam negeri.
Mal tetap akan menjual produk-produk dari luar negeri, termasuk AS. Mereka juga tetap akan memberikan ruang prioritas bagi produk-produk industri dalam negeri.
"Kalau bagi pusat perbelanjaan saya kira dampaknya tidak berdampak secara langsung. Karena kan sebetulnya merek-merek Amerika juga produksinya bukan di Amerika. Jadi saya kira dampaknya tidak akan langsung di pusat perbelanjaan," ujarnya.
(del/dhf)