Amran soal Pembatasan Ekspor Kelapa: Nuranimu Buat Petani Gimana?

CNN Indonesia
Kamis, 07 Agu 2025 19:45 WIB
Wacana pembatasan ekspor kelapa sebelumnya mencuat seiring usulan penerapan pungutan ekspor (PE) oleh Kemendag untuk merespons lonjakan harga. (Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman merespons wacana pembatasan ekspor kelapa dengan mengajak semua pihak mempertimbangkan kepentingan petani dalam perumusan kebijakan.

Ia menyatakan kebijakan yang menyentuh sektor hulu dan hilir harus tetap memberi ruang bagi pelaku usaha kecil, termasuk petani sebagai bagian penting dari ekonomi nasional.

"Aku tanya satu, nuranimu gimana? Iya dong (masyarakat untung petani untung). Beri ruang orang kecil. Kalau orang di bawah itu kuat, ekonominya negara ini kuat. Kalau ini ekonominya orang di bawah. Ini gerakan ekonomi kerakyatan kita lakukan," kata Amran di Kementan, Jakarta Selatan, Kamis (7/8).

Amran menambahkan perbaikan sistem pertanian dilakukan menyeluruh, mulai dari sektor hulu hingga hilir.

Menurutnya, langkah ini merupakan bagian dari pembenahan jangka panjang yang tidak mudah, tetapi diperlukan untuk menciptakan ekosistem pertanian yang lebih kuat.

"Hulu kita perbaiki, hilirisasi kita perbaiki. Ini tidak mudah," ujarnya.

Ia juga mengungkapkan perubahan-perubahan yang sedang berjalan mulai mendapat perhatian dari negara-negara lain. Dalam satu bulan terakhir, sejumlah perwakilan dari negara tetangga telah datang ke Indonesia untuk menjajaki kerja sama di sektor pertanian.

"Lihat enggak, negara-negara tetangga kita yang dulunya enggak pernah datang menteri pertaniannya itu sekarang gimana? Satu bulan ini berapa, enam-tujuh negara datang. Kita syukuri apa yang terjadi di Indonesia," kata Amran.

Menurutnya, arah kebijakan yang saat ini ditempuh merupakan bagian dari perubahan yang lebih luas di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

"Ada perubahan kebijakan yang revolusioner di bawah pimpinan presiden. Luar biasa kan?" ucapnya.

Wacana pembatasan ekspor kelapa sebelumnya mencuat seiring usulan penerapan pungutan ekspor (PE) oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) sebagai upaya merespons lonjakan harga kelapa di dalam negeri yang mencapai Rp15 ribu per butir, bahkan sempat tembus Rp25 ribu per butir.

Kenaikan harga tersebut dinilai berkaitan dengan tingginya volume ekspor, yang menyebabkan stok dalam negeri menipis.

Sejumlah kementerian tengah mengkaji opsi kebijakan lanjutan, termasuk moratorium ekspor sementara, guna menjaga ketersediaan pasokan kelapa di pasar domestik tanpa mengganggu keseimbangan antara kepentingan petani, pelaku industri, dan konsumen.

Berdasarkan Informasi Pangan Jakarta, harga rata-rata komoditas kelapa kupas mencapai Rp14.726 per butir pada Kamis (7/8). Angka ini turun Rp212 dari harga pada hari sebelumnya.

(del/pta)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK