Baznas Bahas Mentalitas Pemimpin Modern, Fokus pada Mindset & Karakter
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menekankan pentingnya karakter dan pola pikir sebagai fondasi utama membangun kepemimpinan modern yang berdaya saing tinggi. Hal ini disampaikan dalam Management Upgrade Forum yang digelar secara virtual melalui YouTube Baznas TV pada Kamis (7/8).
Pimpinan Baznas Bidang Transformasi Digital Nasional, M. Nadratuzzaman Hosen, mengatakan bahwa kinerja tinggi tidak hanya ditentukan oleh bakat atau jabatan, tetapi oleh pola pikir yang membentuk sikap dan tindakan seseorang.
"Orang Indonesia itu gak mau keluar dari zona nyaman. Kalau berbeda itu seolah-olah jadi salah dan gak siap mentalnya untuk jadi orang yang berbeda, inginnya sama dengan kebanyakan pilihan orang," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (8/8).
Ia melanjutkan, pencapaian tinggi tidak semata-mata ditentukan oleh latar belakang atau posisi, melainkan oleh sikap dan ketangguhan menghadapi tantangan.
Pada kesempatan tersebut, Nadra pun menjabarkan empat karakter penting yang harus dimiliki pemimpin modern untuk unggul, yakni tanggung jawab, tumbuh dan kembang, perspektif, dan humility.
Pertama, pemimpin dengan karakter tanggung jawab tidak menyalahkan keadaan atau orang lain ketika menghadapi masalah. Mereka bertanggung jawab penuh atas hasil yang dicapai dan aktif mencari solusi.
"Kalau Anda bekerja jangan pernah berpikir ada uangnya atau tidak. Karena kalau Anda bekerja karena ada uangnya, Anda hanya akan mau bekerja saat ada uangnya besar. Tapi begitu tidak ada uangnya, Anda tidak akan menyelesaikannya," ucap dia.
Karakter kedua, tumbuh dan kembang, mencerminkan keyakinan bahwa kemampuan bukan bawaan lahir, tetapi bisa dibentuk melalui kerja keras. Setiap kegagalan dipandang sebagai kesempatan belajar tanpa takut mencoba hal baru.
Karakter ketiga adalah perspektif. Para pemimpin berprestasi tinggi memahami kapan harus menarik diri sejenak untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
Mereka menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karena menyadari bahwa produktivitas jangka panjang memerlukan perawatan diri yang baik.
Terakhir, pemimpin dengan karakter kerendahan hati (humility) bersikap rendah hati, terbuka terhadap masukan, dan tidak merasa paling tahu. Ketika melakukan kesalahan, mereka tidak defensif melainkan siap belajar dan memperbaiki diri.
"Sikap ini membuat mereka terus berkembang dan disukai dalam tim," imbuh Nadra.
Baznas berharap forum ini menjadi momentum bagi para pimpinan dan amil untuk terus membangun karakter dan pola pikir yang mendorong peningkatan kinerja. Hal ini sejalan dengan upaya akselerasi transformasi menuju Baznas yang lebih profesional, transparan, dan modern.
(rir)