Pemberlakuan Tarif Dagang AS Bebani Harga Minyak

CNN Indonesia
Jumat, 08 Agu 2025 11:30 WIB
Harga minyak dunia sedikit turun pada perdagangan Jumat (8/8) dipicu kekhawatiran investor terhadap dampak tarif baru terhadap prospek permintaan global.
Harga minyak dunia sedikit turun pada perdagangan Jumat (8/8) dipicu kekhawatiran investor terhadap dampak tarif baru terhadap prospek permintaan global. (iStock/zorazhuang).
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia sedikit turun pada perdagangan Jumat (8/8) dipicu kekhawatiran investor terhadap dampak tarif baru terhadap prospek permintaan global.

Mengutip Reuters, harga minyak Brent turun tiga sen ke level US$66,40 per barel dan diperkirakan akan melemah lebih dari 4 persen secara mingguan.

Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat turun enam sen atau 0,1 persen ke posisi US$63,82 per barel, dengan penurunan mingguan lebih dari 5 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Analis ANZ Bank menyebut penurunan terjadi setelah mulai Kamis, tarif baru dari AS terhadap sejumlah mitra dagang resmi diberlakukan. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran akan melambatnya aktivitas ekonomi global yang dapat menekan permintaan minyak mentah.

Harga minyak sebelumnya juga telah terbebani oleh keputusan kelompok OPEC+ pada akhir pekan lalu yang sepenuhnya mencabut sebagian besar pemangkasan produksi pada September, lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.

Hingga penutupan Kamis, kontrak WTI mencatat penurunan selama enam sesi berturut-turut, menyamai rekor penurunan beruntun terakhir pada Desember 2023. Jika harga kembali turun pada hari ini, maka ini akan menjadi penurunan terpanjang sejak Agustus 2021.

Tekanan tambahan datang dari konfirmasi Kremlin bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa hari mendatang, memunculkan harapan penyelesaian diplomatik atas perang di Ukraina.

Meski begitu, tarif tambahan AS terhadap India karena pembelian minyak Rusia sedikit menahan penurunan harga minyak. Namun, analis StoneX menilai kebijakan tersebut tidak akan secara signifikan mengurangi arus minyak Rusia ke pasar global.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER