Harwan Muldidarmawan Dorong Penguatan Risk Management Asuransi

Jasa Raharja | CNN Indonesia
Senin, 11 Agu 2025 16:45 WIB
Manajemen risiko dikaitkan dengan dinamika geopolitik, mendorong perusahaan berstrategi memperkuat Enterprise Risk Management di lingkungan internal-eksternal.
Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Jasa Raharja, Harwan Muldidarmawan. (Foto: arsip Jasa Raharja)
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Jasa Raharja, Harwan Muldidarmawan memperlihatkan komitmen memperkuat tata kelola risiko di industri asuransi nasional dengan mengambil peran sebagai moderator dalam The Forum: Navigating Geopolitical Threats and Opportunities in the Insurance Industry yang diadakan Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) pada 6-8 Agustus 2025 di DI Yogyakarta.

Acara berskala nasional ini mempertemukan para profesional, regulator, akademisi, dan pelaku industri asuransi untuk membahas tantangan serta peluang di tengah dinamika geopolitik global. Forum ini juga menjadi wadah bertukar gagasan dan strategi dalam mengembangkan praktik manajemen risiko yang adaptif, inovatif, dan berkelanjutan demi ketahanan industri.

Pada sesi kedua, Harwan hadir membahas mengenai risk management dengan tema Shifting Risks and Opportunities in Insurance Industry bersama tiga narasumber, yaitu Presiden Direktur Tugu Insurance Adi Pramana, Komisaris Astra Life Moch. Ihsanuddin, dan Komisaris Utama PT Asuransi Tri Pakarta, Endang Hidayatullah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harwan menyampaikan, bahwa para profesional di dunia asuransi bergelut dengan risiko setiap harinya. Manajemen risiko kemudian dikaitkan dengan dinamika geopolitik, yang mendorong perusahaan untuk dapat berstrategi dalam memperkuat Enterprise Risk Management (ERM) di lingkungan internal dan eksternal.

"Dengan adanya kemudahan pasar yang dibuka oleh pemerintah kita kepada Amerika Serikat, tentunya ini menjadi sebuah tantangan. Untuk industri kita, bagaimana bisa mempertahankan competitive advantage untuk bisa memenangi pasar. Ini perlu dukungan semua, baik itu pemerintah, regulator maupun industri untuk bergandengan tangan," kata Harwan.

"Pada diskusi ini, kita mengeksplorasi lanskap risiko dalam industri asuransi yang semakin dinamis, serta bagaimana kita bisa memanfaatkan peluang yang muncul melalui strategi yang adaptif dan proaktif," lanjutnya.

Lebih jauh, Harwan menyoroti kondisi di Indonesia, khususnya terhadap perusahaan-perusahaan yang belum optimal menjalankan ERM.

"Ada perusahaan dan institusi yang minim pelaksanaan ERM-nya. Awareness terhadap risiko pun kadang belum memadai. Tapi kita tidak bisa menolak atau menghindar, dan tetap harus bekerja sama ataupun engaged dengan mereka. Ini yang menjadi pekerjaan rumah kita bersama, bagaimana meningkatkan kesadaran tentang ERM di seluruh aspek kehidupan baik di internal maupun eksternal perusahaan kita," papar Harwan.

Harwan menutup sesi diskusi dengan menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan pembaruan pemahaman risiko secara berkesinambungan. Ia berharap, industri asuransi ke depannya semakin agile, dinamis, dan adaptif untuk menjawab tantangan risiko-risiko geopolitik.

"Selain itu, bagaimana kita membangun kesadaran budaya risk management di lingkungan internal bisnis dan terhadap ekosistem stakeholder yang menjadi partner bisnis dalam kesehariannya," katanya.

Melalui partisipasi di The Forum 2025, Jasa Raharja menegaskan peran sebagai penyedia perlindungan bagi korban kecelakaan lalu lintas, sekaligus menjadi bagian dari upaya kolektif memperkuat daya tahan industri asuransi nasional.

Implementasi risk management yang efektif diharapkan mampu memberikan perlindungan yang lebih optimal bagi masyarakat di tengah ketidakpastian global, juga memaksimalkan mendukung terhadap pertumbuhan industri yang sehat dan berkelanjutan.

(rea/rir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER