Nilai tukar rupiah melemah ke level Rp16.289 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (12/8) sore. Mata uang Garuda melemah 10 poin atau 0,16 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp16.298 per dolar AS.
Pergerakan mata uang di kawasan Asia bervariasi. Yen Jepang melemah 0,07 persen, baht Thailand menguat 0,10 persen, yuan China melemah 0,02 persen, peso Filipina melemah 0,06 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,17 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dolar Singapura menguat 0,02 persen, sedangkan dolar Hong Kong terpantau stagnan pada penutupan perdagangan sore ini.
Pada saat yang sama, mata uang utama negara maju juga kompak berada di zona hijau. Tercatat euro Eropa menguat 0,05 persen, poundsterling Inggris menguat 0,16 persen, dan franc Swiss menguat 0,31 persen.
Adapun dolar Australia menguat 0,12 persen, dan dolar Kanada juga menguat 0,18 persen.
Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan rupiah melemah terhadap dolar AS yang menguat. Penguatan dolar AS disokong gencatan perang dagang AS dengan China.
AS dan China bersepakat memperpanjang masa negosiasi tarif dagang 90 hari.
Lukman mengatakan ada juga faktor dari dalam negeri. Ia memperkirakan rupiah besok bergerak di rentang Rp16.200-Rp16.350 per dolar AS.
"Data penjualan ritel Indonesia yang lebih rendah dari perkiraan juga ikut menahan rupiah," ujarnya pada CNNIndonesia.com.
(fby/dhf)