Harga Minyak Mandek Usai AS Rilis Data Kinerja Industri

tim | CNN Indonesia
Rabu, 13 Agu 2025 11:42 WIB
Laporan industri migas AS menunjukkan peningkatan stok minyak mentah pada pekan lalu, yang mengindikasikan berakhirnya musim permintaan tinggi.
Laporan industri migas AS menunjukkan peningkatan stok minyak mentah pada pekan lalu, yang mengindikasikan berakhirnya musim permintaan tinggi. (ANTARA FOTO/Joko Sulistyo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia pada Rabu (13/8) relatif stabil setelah sebelumnya turun usai Amerika Serikat (AS) merilis laporan kinerja industri.

Laporan industri migas itu menunjukkan peningkatan stok minyak mentah di AS pekan lalu, yang mengindikasikan berakhirnya momentum permintaan tinggi pada musim panas.

Mengutip Reuters, Harga minyak mentah berjangka Brent naik tipis sebesar 3 sen menjadi US$66,15 per barel, setelah turun 0,8 persen pada sesi sebelumnya. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 3 sen menjadi US$63,14 per barel setelah sebelumnya anjlok 1,2 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut data dari American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah AS naik 1,52 juta barel pekan lalu. Inventaris bensin menurun, sedangkan persediaan distilat sedikit meningkat.

Data dari Energy Information Administration (EIA) AS yang akan dirilis Rabu ini diperkirakan akan menunjukkan penurunan stok minyak mentah sekitar 300 ribu barel, yang dapat menandakan puncak konsumsi selama musim mengemudi musim panas telah tercapai.

Outlook dari OPEC dan EIA pada Selasa menyebutkan peningkatan produksi minyak tahun ini akan menekan harga, meski keduanya memprediksi produksi minyak AS akan menurun pada 2026.

EIA memperkirakan produksi minyak mentah AS akan mencapai rekor 13,41 juta barel per hari pada 2025 sebelum turun akibat harga yang lebih rendah.

OPEC juga menaikkan proyeksi permintaan minyak global 2026 sebesar 100 ribu barel per hari menjadi 1,38 juta barel per hari. Proyeksi permintaan 2025 tidak berubah.

Di sisi geopolitik, Gedung Putih meredam harapan akan kesepakatan gencatan senjata cepat antara Rusia dan Ukraina, yang berpotensi mempengaruhi pasar minyak dan sanksi terhadap suplai minyak Moskow. Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu di Alaska pada Jumat untuk membahas penyelesaian konflik.

Analis dari ANZ, Daniel Hynes, mencatat bahwa meski Trump mengecilkan ekspektasi atas pertemuannya dengan Putin, harapan atas tambahan sanksi terhadap minyak Rusia terus menurun.

[Gambas:Video CNN]

(ldy/pta)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER