PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengungkap tiga tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menyalurkan gas bumi, mulai dari pasokan, infrastruktur dan harga.
Corporate Secretary PT PGN Tbk Fajriyah Usman menerangkan pasokan gas yang disalurkan perusahaan sangat terpengaruh pada produksi perusahaan hulu (upstream). Pasalnya, perusahaan tidak memproduksi gas langsung.
"Tidak semua produksi gas dalam negeri itu dikelola oleh PGN. Kondisi pastinya, tergantung dari yang terjadi di industri hulu juga," ujar Fajriah dalam bincang media di Penang Bistro Jakarta, Rabu (13/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fajriah, apabila terjadi penurunan produksi secara alami atau natural declining, maka gas yang dikelola perusahaan sudah dipastikan akan terganggu. Terlebih, jika terjadi kenaikan permintaan.
Lihat Juga : |
"Apabila misalnya dari sisi hulu terjadi penurunan natural decline gitu ya, terus kemudian juga ada rencana-rencana operasional di hulu juga yang terganggu, pastinya itu akan juga mempengaruhi dari pasokan gas yang ada," jelasnya.
Kemudian, tantangan terkait infrastruktur adalah saat ini pipa gas yang sudah tersambung utuh baru dari Sumatra hingga Jawa. Sementara, potensi sumber daya gas terbaru yang banyak ditemukan ada di sekitar Indonesia Timur.
Oleh sebab itu, percepatan pembangunan infrastruktur ke daerah timur menjadi pekerjaan rumah tersendiri untuk PGN saat ini.
"Infrastruktur sampai saat ini kita masih dalam progres untuk memperluas jaringan-jaringan gas kita ke daerah lain," imbuhnya.
Dari sisi harga, PGN punya tantangan ketika memperluas pemasaran LNG. Pasalnya, ada biaya tambahan untuk melakukan regasifikasi yang kerap dianggap memberatkan pelanggan.
"Memang harga dari LNG itu juga lebih tinggi dari harga gas pipa, yaitu akhirnya memang menjadi salah satu hal yang mempengaruhi harga gas secara umum di industri," pungkas Fajriah.
(ldy/sfr)