Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), PT Cikarang Listrindo Tbk (POWR) mengeluh kekurangan pasokan gas lantaran terjadi gangguan pengiriman dari pemasok.
Sekretaris Perusahaan POWR Rani Maheswari Miraza mengatakan gangguan pasokan ini terjadi dari dua anak usaha Pertamina, Pertamina EP (PEP) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).
Menurut Rani, gangguan pasokan dari Pertamina EP yang berkontrak hingga Desember 2029 karena pada 5 Agustus telah terjadi insiden dan unplanned shutdown di area Stasiun Pengumpul Field Subang yang dioperasikan oleh
PEP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kondisi ini berdampak pada pasokan gas bumi ke seluruh pelanggan PEP Jawa Bagian Barat, yang diantaranya adalah PT Cikarang Listrindo Tbk," tulis Rani dalam keterbukaan informasi, Kamis (14/8).
Lihat Juga : |
Sementara, kekurangan pasokan gas dari PGN terjadi karena memang perseroan mengalami penurunan tekanan penyaluran gas dari perusahaan hulu atau upstream.
POWR sudah menerima pemberitahuan resmi dari PGN mengenai kondisi penurunan tekanan penyaluran gas ke perseroan pada 10 Agustus 2025.
"Selanjutnya, pada 13 Agustus 2025, PGN menyampaikan pemberitahuan resmi berikutnya terkait masalah tekanan kritis pada jaringan South Sumatera West Java, yang mengindikasikan adanya potensi penurunan tekanan gas yang disuplai ke pembangkit listrik kami," jelasnya.
Menanggapi, Corporate Secretary PT PGN Tbk Fajriyah Usman mengakui memang terjadi penurunan volume gas yang disalurkan oleh KKKS hulu migas pada Agustus ini, sehingga berdampak pada pengaliran gas untuk sementara waktu kepada sebagian pelanggan gas PGN di wilayah Jawa Barat.
Menurut Fajriyah, kondisi ini disebabkan oleh adanya pemeliharaan operasional tak terencana (unplanned) di beberapa pemasok gas serta beberapa rencana tambahan pasokan gas yang masih dalam progres.
Oleh sebab itu, perusahaan mengimbau kepada seluruh pelanggan agar untuk mengatur pemakaian penggunaan gas sampai saat ini belum mendapatkan tambahan kargo LNG domestik untuk periode Agustus 2025 sebagai sumber alternatif lainnya.
"Kami telah menyampaikan kepada pelanggan terdampak untuk melakukan pengaturan pemakaian gas, dan bagi pelanggan dengan sistem dual fuel untuk sementara mempersiapkan bahan bakar lainnya sebagai energi pengganti," tegas Fajriyah.
(ldy/sfr)