EDUKASI KEUANGAN

Menjaga Keuangan dan Aset dengan Perjanjian Pranikah, Pentingkah?

Lidya Julita Sembiring | CNN Indonesia
Sabtu, 16 Agu 2025 12:50 WIB
Di tengah semakin kompleksnya kehidupan rumah tangga dan meningkatnya kesadaran finansial, perjanjian pranikah mulai dilirik calon pengantin.
Di tengah semakin kompleksnya kehidupan rumah tangga dan meningkatnya kesadaran finansial, perjanjian pranikah mulai dilirik oleh sebagian pasangan calon pengantin. (niekverlaan/Pixabay).
Daftar Isi
Jakarta, CNN Indonesia --

Di tengah semakin kompleksnya kehidupan rumah tangga dan meningkatnya kesadaran finansial, perjanjian pranikah mulai dilirik oleh sebagian pasangan calon pengantin.

Namun, di Indonesia, pembicaraan tentang perjanjian ini masih sering dianggap tabu. Banyak yang menganggapnya sebagai sinyal ketidakpercayaan, persiapan untuk bercerai, atau bahkan bentuk kematrean.

Padahal, jika dilihat dari sudut pandang perlindungan aset dan keterbukaan keuangan, perjanjian pranikah justru bisa menjadi pondasi penting bagi pernikahan yang sehat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perencana Keuangan Mitra Rencana Edukasi (MRE) Andi Nugroho mengatakan bahwa perjanjian pranikah bukanlah sesuatu yang wajib dibuat dalam sebuah pernikahan. Namun dalam banyak kasus, perjanjian ini justru bisa menjadi solusi cerdas untuk menghindari konflik keuangan di masa depan.

"Perjanjian pranikah sebenarnya merupakan sesuatu hal yang baik namun bukanlah sesuatu hal yang wajib," ujar Andi.

Menurut Andi, inti dari perjanjian pranikah sebenarnya sederhana yakni memisahkan harta bawaan dan harta bersama oleh suami maupun istri sebelum menikah.

Harta bawaan adalah aset yang dimiliki oleh masing-masing pihak sebelum menikah, bisa berupa rumah, kendaraan, tabungan, atau investasi. Aset-aset ini tidak menjadi bagian dari harta bersama dan tidak bisa diklaim oleh pasangan jika terjadi perceraian.

Sementara itu, harta bersama adalah segala bentuk pendapatan dan aset yang diperoleh selama masa pernikahan, tanpa memandang siapa yang menghasilkan. Inilah yang nantinya bisa dibagi atau diperebutkan jika terjadi perpisahan.

"Jadi sebenarnya hanya dua hal inilah yang jadi concern utama yakni harta bawaan dan harta bersama," imbuhnya.

Fleksibel dan Berdasarkan Kesepakatan

Menariknya, tidak ada aturan baku mengenai isi perjanjian pranikah. Hal-hal yang diatur dan cara pembagian keuangan bisa disesuaikan sepenuhnya dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing pasangan.

Ada pasangan yang membagi peran finansial dengan pola tradisional yakni penghasilan suami digunakan untuk kebutuhan rumah tangga seperti membayar tagihan, biaya sekolah, dan kebutuhan pokok. Sementara penghasilan istri difokuskan untuk menabung, investasi, atau liburan.

Ada juga yang melakukan hal sebaliknya, atau bahkan menggabungkan seluruh pendapatan untuk digunakan bersama, dengan tetap menyisihkan dana pribadi masing-masing untuk keperluan pribadi atau me time.

Dalam praktiknya, dana kebutuhan bersama bisa disimpan di rekening mana pun atas nama suami, istri, atau rekening bersama. Yang terpenting adalah aksesibilitas dan transparansi.

"Dana yang digunakan untuk kebutuhan bersama ini sebenarnya bebas mau ditempatkan di rekening mana saja baik milik suami, milik istri, ataupun bikin rekening baru lagi. Namun yang penting adalah rekening tsb dapat diakses baik oleh suami maupun istri," tegas Andi.

Komunikasi Adalah Kunci

Perencana Keuangan One Shield Consulting Budi Rahardjo mengatakan komunikasi adalah kunci dalam menerapkan perjanjian pranikah ini.

Menurutnya, lebih dari sekadar dokumen legal, perjanjian pranikah membutuhkan komunikasi terbuka dan kejujuran penuh antara pasangan.

"Diskusi tentang uang, meskipun sering dianggap sensitif, perlu dilakukan secara dewasa dan transparan. Dengan adanya kesepakatan yang jelas sejak awal, potensi konflik keuangan di masa depan bisa diminimalisasi," terang Budi.

Fondasi Kuat dan Realistis

Selain itu, Budi mengatakan terlepas dari stigma yang masih ada, perjanjian pranikah sebenarnya adalah bentuk tanggung jawab dan perencanaan keuangan yang matang.

"Ini bukan soal bersiap untuk gagal, tetapi tentang membangun fondasi yang kuat dan realistis untuk pernikahan yang langgeng dan sehat secara finansial," pungkasnya.

[Gambas:Video CNN]

(agt)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER