Wali Kota Medan Rico Waas menceritakan kisah tentang kondisi keuangan yang sempat terpuruk, lalu berhasil bangkit seperti sekarang dalam LPS Financial Festival 2025 yang berlangsung di Medan, Kamis (21/8).
Ia mengaku berasal dari keluarga sederhana di Medan, dengan orang tua yang berusaha keras mencukupi kebutuhan hidup melalui berbagai usaha.
"Kalau bicara ekonomi, saya bukan pebisnis yang kaya raya. Saya mau cerita bagaimana perjalanan saya, dari anak Medan biasa hingga menjadi wali kota. Saya dibesarkan di Medan dari orang tua pengusaha. Apapun diusahakan, apapun dicari untuk makan, hingga bisa menjalankan usaha," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selepas SMA, Rico mencoba terjun ke dunia usaha. Di tengah kondisi finansial keluarga yang terbatas, ia membuka usaha kuliner kecil-kecilan bermodalkan pinjaman bank sebesar Rp50 juta. Dari situ lahirlah rumah makan sederhana yang terus berkembang menjadi restoran, layanan katering, hingga event organizer, yang masih berjalan sejak 2005.
"Saya coba ikut dunia usaha setelah tamat SMA. Saya lihat ada satu lahan, yang sepertinya bisa dijadikan jualan. Saat itu financial kami agak goyang. Jadi pulang SMA, pulang nge-band kenapa kita gak jualan, daripada. Akhirnya jualan, ya harus ada yang dikorbankan, meminjam uang dari bank dengan segala keterbatasan. Alhamdulillah restoran itu bisa hidup sampai sekarang," ucapnya.
Sebelum masuk ke dunia politik, Rico berkarier sebagai desainer grafis. Bahkan, identitas di KTP-nya masih tercatat sebagai seniman. Ia bercerita bagaimana dirinya berjuang di Jakarta dengan uang kiriman terbatas dari orang tua untuk biaya kuliah.
"Saat kuliah di Jakarta, orang tua saya gak kirim uang banyak banyak. Tahun 2005, saya dikirim uang Rp1 juta. Uangnya untuk ongkos dan makan. Saya latih daya ketangguhan saya menghadapi Jakarta," urainya.
Setelah lulus, Rico kembali ke Medan dan kembali fokus pada usaha kuliner. Namun, dorongan untuk terlibat dalam perubahan membuatnya terjun ke dunia politik.
"Hingga akhirnya saya lulus kuliah. Saat itu Saya tertarik dalam politik tapi masih apatis. Saya masih merasakan saat itu apa yang dimiliki bangsa yang bisa saya dapatkan. Saya masih kekurangan. Siapapun pemimpin nya akan begini terus. Itu yang saya pikirkan saat itu," ungkapnya.
Meski awalnya banyak yang meragukan, pada 2022 ia mantap untuk maju dalam pemilihan Wali Kota Medan. Usaha Rico tak sia sia lantaran dia berhasil meraih kepercayaan masyarakat.
"Akhirnya saya pulang kembali ke Medan untuk menjalankan restoran saya. Kemudian saya tercebur dalam dunia politik dan tak bisa keluar lagi. Kalau kita tak masuk ke dalam, bagaimana kita mau mengubahnya? Saat mencalonkan diri menjadi wali kota, semua bilang saya tak mampu jadi wali kota. Tak ada yang percaya saya bisa terpilih," sebutnya.
Rico menutup ceritanya dengan pesan inspiratif kepada generasi muda yang hadir di acara tersebut. Ia menekankan pentingnya ketangguhan, keberanian, dan semangat belajar dari pengalaman.
"Bisa saja analoginya saya berdiri di tengah tengah kalian. Yang saya harapkan dua puluh tahun ke depan anak anak di depan saya ini bisa menggantikan saya jadi wali kota. Jadi yang kalian dapatkan dalam acara ini mahal. Saya harap adik adik bisa dapatkan insight dua hari ini," pungkasnya.
(fnr/pta)