Airlangga Klaim WTO Dukung RI di Sengketa Biodiesel Lawan Uni Eropa

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) mendukung Indonesia dalam sengketa bea masuk imbalan (countervailing duties) biodiesel dengan Uni Eropa (UE).

Pada Desember 2019, Uni Eropa memberlakukan bea masuk imbalan terhadap biodiesel dari Indonesia. Kemudian pada 2023, Indonesia membawa sengketa ini ke WTO dengan menuduh bahwa pemberlakuan bea terhadap impor biodiesel RI itu melanggar aturan WTO.

Badan penyelesaian perselisihan WTO kemudian sepakat untuk membentuk panel untuk meninjau bea masuk yang dikenakan UE.

"Kabar baik bahwa panel WTO itu mendukung Indonesia di dalam keputusan terkait dengan dikenakannya dumping duty biodiesel di Eropa," kata Airlangga ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Sabtu (23/8).

Menurut Airlangga dengan keputusan WTO tersebut, Uni Eropa harus mencabut bea masuk imbalan yang dikenakan ke biodiesel Indonesia.

"Jadi sebagai konsekuensi dari keputusan panel WTO maka tentu EU perlu untuk mencabut dumping yang diberikan. Nah, kita Indonesia tinggal menunggu bagaimana EU merespons terhadap keputusan panel WTO tersebut," katanya.

Uni Eropa merupakan tujuan terbesar ketiga bagi produk minyak kelapa sawit dari Indonesia dan pasar penting bagi biodiesel. Sementara, Indonesia adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia.

Uni Eropa sebelumnya menyelidiki biodiesel Indonesia. Penyelidikan dilakukan apakah Indonesia mengekspor komoditas itu melalui China dan Inggris demi menghindari kewajiban bea masuk biodiesel UE.

Penyelidikan Uni Eropa ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari permintaan awal dari European Biodiesel Board, sebuah asosiasi produsen biodiesel Eropa.